Kamis 13 Feb 2014 21:00 WIB

Hentikan Pembantaian Muslim, PBB Minta Tambahan Pasukan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mohammad Fachruddin
Kelompok organisasi rakyat adi Republik Afrika Tengah berunjuk rasa di Bangui, meminta Prancis mengatasi pemberontakan di sana.
Foto: reuters.com
Kelompok organisasi rakyat adi Republik Afrika Tengah berunjuk rasa di Bangui, meminta Prancis mengatasi pemberontakan di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meminta tambahan pasukan untuk menghentikan pembantaian warga Muslim di Afrika Tengah. Meskipun Perancis telah menerjunkan sekitar 1.600 pasukan untuk mendukung 6 ribu pasukan perdamaian Uni Afrika, namun tak mampu menghentikan kekerasan komunal di sana.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Antonio Guterres, menyerukan agar lebih banyak pasukan perdamaian yang diterjunkan di negara itu untuk menghentikan bencana kemanusian.  “Di Afrika Tengah sedang terjadi pembersihan etnis dan harus dihentikan,” kata Guterres seperti dilansir dari Reuters, Kamis (13/2).

Akibat dari pembersihan etnis yang dilakukan pemberontak Seleka, ribuan penduduk Muslim melarikan diri ke negara tetangga seperti Kamerun dan Chad. Kondisi ini berimbas terhadapbahan pangan di negara itu karena mayoritas warga Muslim merupakan pedagang di Afrika Tengah.

Sementara itu, pejabat tinggi PBB juga memperingatkan adanya pembersihan etnis agama di Republik Afrika Tengah.  Kekerasan di Afrika Tengah semakin memburuk sejak pemimpin Seleka Michel Djotodia mengundurkan diri sebagai presiden akhir bulan lalu di bawah tekanan internasional. Para pemberontakSeleka tersebut melakukan balas dendam kepada warga Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement