REPUBLIKA.CO.ID, KADUNA -- Pusat Rehabilitasi untuk Mualaf di negara bagian Kaduna, Nigeria, berencana untuk melakukan pernikahan massal bagi mualaf di negara tersebut. Otoritas pusat rehabilitasi, Syeikh Ahmad Gumi menyatakan, ini merupakan upaya untuk mendorong pernikahan di kalangan umat Muslim di Nigeria.
Berbicara pada perayaan masuknya 50 Muslim baru di pusat rehabilitasi tersebut, Gumi mengatakan, sesama Muslim di Nigeria perlu menikah satu sama lain. Pernikahan akan membantu mualaf untuk membentuk sebuah keluarga Muslim baru.
"Sebelum pernikahan dilakukan, akan ada serangkaian tes bagi calon pengantin untuk memastikan mereka tidak menderita penyakit menular," ujar Gumi, seperti dilansir All Africa, Selasa (11/2).
Dalam sambutannya, Gumi juga mengingatkan agar Muslim tidak menjelek-jelekkan umat non-Muslim. Ia meminta agar seluruh umat Muslim dan mualaf menjadi duta Islam untuk warga non-Muslim di negara tersebut.
Nigeria merupakan negara yang paling berkomitmen dalam hal agama. Dari total 140 juta penduduk Nigeria, sekira 55 persen diantaranya beragama Islam. Sedangkan Kristen mendominasi sebesar 40 persen.
Keduanya hidup berdampingan satu sama lain.November tahun lalu, 18 pria asal Igbo memeluk Islam di mesjid Abuja di ibukota Nigeria. Awal tahun ini, putri seorang pendeta Kristen memutuskan untuk memeluk Islam.
Meskipun muncul kontroversi atas keputusan Aisha, nama gadis tersebut, ia menegaskan masuk Islam adalah pilihannya.