Ahad 09 Feb 2014 19:53 WIB

Pengajian, Penanda Moderenitas Kampus AS

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
Beberapa bocah tampak khusyuk mengaji di sebuah masjid (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Beberapa bocah tampak khusyuk mengaji di sebuah masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Pengajian mahasiswa Musliam di berbagai kampus di Amerika Serikat (AS) dinilai menjadi lambang moderenitas. Melalui pengajian kampus, para mahasiswa Islam mencoba menunjukkan identitas keislaman mereka.

"Pengajian merupakan penanda kehidupan modern di kampus AS saat ini. Dengan kata lain, para mahasiswa yang ikut di dalamnya hendak mengatakan: kami ingin menjalani hidup kami dengan identitas kami yang sebenarnya. Melalui kelompok ini, kami ingin dilindngi sambil tetap menikmati studi di kampus," kata Profesor Ilmu Potitik Universitas Negeri Missouri, Brian Calfano.

Brian yang yang telah melakukan banyak riset tentang warga Islam AS itu mengatakan kepada New York Times, Ahad (9/2).

Alpha Lamda MU dibentuk Februari tahun lalu di Universitas Texas oleh Ali Mahmoud, mahasiswa biologi dan sosiologi Universitas Texas. Setahun berjalan, kelompok mengaji Muslim AS pertama ini menyebar di berbagai universitas di AS.

Dua kelompok dibentuk di Univesitas California San Diego dan Cornell. Kelompok pengajian mahasiswa ini juga ada di Pennsylvania, San Diego dan Universitas Florida.

Dengan rasa persaudaraan, kelompok pengajian Alpha Lambda Mu yang telah berjalan selama setahun di Universitas Texas berharap dapat tetap saling bersilaturahim setelah lulus. Membantu teman-temannya mencari peluang kerja atau memperluas jaringan.

Dalam sebuah jajak pendapat Gallup, mayoritas Muslim AS tetap setia dengan negaranya dan optimis dengan masa depan AS. Dua laporan yang dibuat Gallup Center for Muslim Studies mengindikasikan munculnya evolusi sosial di masyarakat AS.

Pada 2009, 40 persen Muslim AS ditemui di kelompok usia 18 hingga 29 tahun dan sedang terus berkembang. Pada 2011, 10 tahun setelah serang 11 September, jumlahnya meningkat mejadi 65 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement