REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi
Lelaki itu bernama Mustafa. Seorang pramuniaga muda dengan cukuran rambut rapi. Ia mempromosikan televisi Sharp ukuran 60 inci. Mustafa tampil dalam iklan komersial tempat ia bekerja, Best Buy, jaringan toko barang elektronik berbasis di Minnesota, AS.
Mustafa menceritakan keunggulan jenis televisi itu. Menganjurkan konsumen memilikinya guna menemani mereka saat santai di rumah menonton film dan sepak bola bersama teman-temannya. Di akhir adegan, ia bercanda dengan teman perempuannya.
Iklan ini muncul pada awal Januari 2014. Saat jeda, pemirsa televisi menyaksikan pertandingan antara tim Denver Broncos dan New England Patriots dalam kejuaraan American Football Conference. Iklan komersial ini biasa saja.
Namun, sejumlah kalangan menganggapnya luar biasa. Dalam iklan tersebut, Mustafa tak diidentifikasikan sebagai Muslim. Tapi, tentu banyak yang memastikan laki-laki dalam iklan itu seorang Muslim kalau melihat namanya.
Bagi pemirsa televisi yang biasa memandang citra negatif Muslim, iklan itu merupakan pengecualian. “Dia (Mustafa) memiliki semua hal yang dianggap umum,” kata Timothy de Waal Malefyt, dosen di Fordham University, New York, yang lama berkecimpung di bidang iklan.
Dalam iklan, Mustafa digambarkan memiliki teman perempuan. Selain itu, jelas Malefyt, teman-teman lelaki itu berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan menonton sepak bola. “Ini sangat berciri Amerika,” katanya, seperti dikutip laman Huffington Post, Senin (27/1).
Muslim yang muncul dalam iklan komersial masih jarang. Meski jarang, kemunculan mereka dapat mengubah citra Muslim. Seiring, dengan semakin luasnya penerimaan terhadap keberadaan umat Islam di seluruh wilayah AS.
Iklan komersial Best Buy yang menampilkan Mustafa akan diputar hingga 1 Februari 2014. Sejak pertama kali muncul, iklan ini memicu perbincangan hangat di media sosial, Twitter. “Wow. Best Buy menghargai multilkultur. Terima kasih Mustafa!” tulis Eddie Najarro.
Akun dengan nama Vixen By Night menulis pula dalam Twitter-nya, “Halo Mustafa. Saya tak pernah melihat sekalipun laki-laki seperti ini pada iklan Best Buy di tempat saya tinggal.”
Juru Bicara Best Buy Jeffrey Shelman angkat bicara. Menurut dia, semua yang ada di iklan adalah karyawan Best Buy. Mereka dipilih berdasarkan pengetahuan soal produk yang diiklankan dan penampilan menarik di kamera.
Mustafa yang ada dalam iklan bernama lengkap Mustafa Hakami. Ia asli Afghanistan yang tinggal di Harbor City. Ia mendaftar di sekolah medis. Mustafa bekerja satu kali dalam sepekan di toko Best Buy, El Segundo, Kalifornia.
Mustafa Hakami menuturkan, orang yang menyaksikan iklan Best Buy tersebut melihat dirinya seperti mereka juga.
“Kita semua warga Amerika. Dan, saya berperan di iklan sebagai Mustafa dari Amerika.” Di iklan, Amber, istri Mustafa, berperan menjadi teman perempuannya.
Sebelumnya, ada iklan komersial yang diperankan Muslim. Tapi, iklan itu tak mengindikasikan aktor itu Muslim. Misalnya, iklan Domino’s Pizza yang melibatkan Aasif Mandvi. Juga, komedian Asif Ali dalam iklan milik Best Buy.
Pada 2011, Prudential, sebuah perusahaan asuransi, merilis seri iklan komersial yang menggambarkan warga Amerika pada hari pertama mereka pensiun. Salah satu iklan menunjukkan, lelaki Afro-Amerika tua memancing, bermain dengan anak kecil, dan makan bersama keluarga.
Lelaki tua itu menyebut namanya yang tertera di layar, Mujahid Abdul Rashid. Setahun kemudian, Nike, perusahaan perangkat olahraga, membuat iklan untuk Olimpade Musim Panas di London, Inggris. Salah satunya, menampilkan sejumlah perempuan berjilbab.
Shahed Amanullah, mantan penasihat Kementerian Luar Negeri AS untuk menjangkau komunitas Muslim, berpandangan lain. Menurut dia, iklan-iklan itu tak terlalu mempromosikan penerimaan terhadap Muslim, seperti beberapa tahun sebelum serangan 11 September 2001.
Bagi Amanullah, ini lebih banyak terkait dengan bisnis. “Melalui iklan, pasar mengatakan kepada kita tak perlu merasa aneh lagi jika melihat konsumen Muslim berlaku seperti warga Amerika lainnya,” katanya.