REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Syahruddin el-Fikri
Kiai Sahal merupakan tokoh sederhana dan jauh dari kepentingan politik.
PATI -- Hawa dingin dan mendung tak menyurutkan semangat ribuan warga untuk takziah di Kompleks Makam Syekh Ahmad Al-Mutamakkin, Pati, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (24/1).
Mereka berdesakan di pintu masuk kompleks makam menyambut kedatangan jenazah ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudz. Di tempat inilah Kiai Sahal beristirahat untuk selamanya.
Kompleks makam berjarak 200 meter dari Pondok Pesantren Maslakul Huda pimpinan Kiai Sahal. Di pesantren inilah jenazah Kiai Sahal dishalatkan santri dan ratusan pelayat.
Kiai Sahal mengembuskan napas terakhirnya di usia 76 tahun pada pukul 01.05 WIB, Jumat (24/1). Pekan lalu, Kiai Sahal sempat menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi, Semarang, Jateng, karena kondisi kesehatannya memburuk.
Kepergian Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) ini meninggalkan duka yang mendalam bagi umat.
Wafatnya KH Sahal Mahfudz merupakan kehilangan besar bagi NU, umat, dan bangsa Indonesia, kata mantan ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Jumat (24/1).
Kiai Sahal adalah ulama negarawan inklusif substantif, sehingga menjamin terselenggaranya negara tanpa berhadap-hadapan dengan agama dan menjamin agama tidak ditinggalkan oleh negara.
Di mata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Kiai Sahal merupakan sosok orang tua, guru, sekaligus panutan yang selalu bisa mengayomi. Sejak zaman Orde Baru sampai sekarang.
''Sejak eranya (ketua umum PBNU) Gus Dur, Pak Hasyim, dan dengan saya, beliau adalah Rais Aam yang teguh memegang pendirian,'' kata Said. PBNU mengadakan tahlilan tujuh hari untuk mendoakan almarhum.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Kiai Sahal merupakan kiai yang memiliki perhatian terhadap isu kemasyarakatan dan kemanusiaan serta sering menjadi persinggahan aktivis kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Sifat moderat dan rendah hati inilah yang sangat patut dicontoh oleh para tokoh di Indonesia ini, kata Haedar.
Menurut Sekjen Pengurus Pusat Hidayatullah Abu Ala Abdullah, Kiai Sahal menjaga kebersihan dirinya dari kepentingan politik.
Abu juga menganggap Kiai Sahal sebagai ulama yang keilmuannya tinggi, sehingga sangat disegani. Kiai Sahal, kata dia, dikenal sebagai ulama dengan pemikiran fikih sosial.
Dari lokasi pengungsian korban letusan Gunung Sinabung di Kabanjahe, Karo, Sumatra Utara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan secara langsung rasa duka melalui sambungan telepon kepada keluarga Kiai Sahal.
Sementara, Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari juga mengucapkan belasungkawa. Dia mengenang Kiai Sahal sebagai tokoh sederhana dan jauh dari kepentingan politik.
Wakil Sekjen MUI Welya Savitri mengatakan, sejak berkiprah di MUI, Kiai Sahal mampu menengahi dan memutuskan dengan cara santun. Kiai Sahal juga memberi kesempatan kepada perempuan untuk memimpin bidang atau kepanitian.
Kesantunan dan sikap moderatnya membuat semua ormas bisa bersatu di MUI. Untuk mendoakan Kiai Sahal, MUI menggelar tahlilan kemarin malam.
Dalam penilaian anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, Kiai Sahal merupakan ulama yang rendah hati, sederhana, berpandangan luas, dan mumpuni di bidang keilmuan fikih.
Wakil Sekjen PAN, Kuntum Khairu Basa, mengatakan, ilmu Kiai Sahal dalam bidang fikih menjadikan almarhum rujukan umat.