Senin 20 Jan 2014 14:55 WIB

Islam Bangkit di Bosnia

Muslim Bosnia (ilustrasi)
Foto: www.pusdai.wordpress.com
Muslim Bosnia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah

Agama Islam di Bosnia dan Herzegovina memiliki sejarah kaya dan panjang. Sebagian besar Muslim di Bosnia adalah Muslim Sunni.

Diperkirakan, jumlahnya mencapai tiga juta orang. Islam menjadi agama terbesar di Bosnia. Sebanyak 31 persen menganut Ortodoks dan 15 persen menganut Katolik Roma.

Islam pertama kali diperkenalkan di Balkan oleh Sultan Mehmet Sang Penakluk dari Kekaisaran Ottoman pada pertengahan abad ke-15. Sebagian besar Bosnia berhasil dikuasai Ottoman pada 1463 M. Sedangkan, Herzegovina berhasil ditaklukkan pada 1480-an.

Satu abad kemudian, banyak Suku Slavic memeluk Islam di bawah kepemimpinan Ottoman. Pada awal 1600-an, diperkirakan dua per tiga dari populasi Bosnia adalah Muslim.

Bosnia dan Herzegovina tetap menjadi provinsi di Kekaisaran Ottoman dan memperoleh otonomi setelah pemberontakan Bosnia pada 1831 M. Setelah 1878 M, muncul Kongres Berlin di bawah kendali sementara Austria-Hungaria.

Pada 1908, Austria-Hungaria secara resmi menganeksasi wilayah itu. Bosnia dan Albania adalah satu-satunya bagian dari Kekaisaran Ottoman di Balkan tempat sejumlah besar orang masuk Islam dan tinggal setelah kemerdekaan.

Bosnia dan Herzegovina pada 1992-1995 merupakan masa kelam bagi Muslim. Mereka mengalami pembersihan etnis yang dilakukan Serbia dan Krosia.

Di seluruh Bosnia, masjid secara sistematis dihancurkan angkatan bersenjata Serbia dan Kroasia. Di antara kerugian yang paling penting hancurnya dua masjid di Banja Luka.

Kedua masjid itu adalah Masjid Arnaudija dan Ferhadija yang berada dalam daftar monumen budaya dunia United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) PBB. Masjid Ferhadija dibangun pada 1579 M. Hingga saat ini, masjid tersebut masih direkonstruksi.

Emperor Mosque merupakan masjid tertua di Bosnia. Masjid yang dibangun pada 1457 M ini adalah masjid pertama di Bosnia yang dibangun saat Kekaisaran Ottoman. Tak heran, gayanya mengadopsi gaya Ottoman.

Hampir 20 tahun sejak perang banyak menara masjid yang diperbaiki. Menara masjid yang baru didominasi gaya Turki modern lengkap dengan atap kerucut berwarna abu-abu.

Arab Saudi membangun masjid terbesar, yakni King Fahd Mosque pada 2000 dan Islamic Center di Ibukota Sarajevo. Arab Saudi juga membantu membiayai pembangunan perpustakaan universitas. Negara-negara, seperti Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab memberi bantuan dan investasi.

Kini, rakyat Bosnia dan Herzegovina bisa menikmati kebebasan beragama. Hal itu dijamin Konstitusi Negara. Dulu, melihat simbol agama merupakan hal langka di jalanan.

Sekarang, sebagian besar perempuan Bosnia mengenakan hijab. Bahkan, Wali Kota Visoko Amra Babic adalah seorang Muslimah yang mengenakan hijab.

Ia adalah wali kota satu-satunya yang mengenakan hijab di seluruh Eropa. Usai perang, banyak Muslim Bosnia yang menerapkan nilai-nilai Islam secara moderat. Sayangnya, masih terdapat diskriminasi dalam dunia kerja bagi Muslimah yang mengenakan hijab.

Kebanyakan Muslim Bosnia mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari Eropa. Banyak anak muda yang mengikuti gaya berpakaian Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement