Kamis 09 Jan 2014 15:07 WIB

Indahnya Seni Membaca Alquran

Rep: Heri Ruslan/ Red: Endah Hapsari
Salah seorang jamaah mengaji Alquran/ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Salah seorang jamaah mengaji Alquran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Seni membaca Alquran berkembang pesat di berbagai wilayah negeri Islam. Tak heran jika kemudian muncul beragam jenis seni membaca Alquran. Geliat seni membaca Alquran berkembang pesat pada awal abad ke-20.  Seni membaca Alquran ini memiliki dua kiblat, yakni Makkah dan Mesir. Keduanya mempunyai karakteristik masing-masing. 

Dalam seni membaca Alquran versi Makkah, dikenal lagu Banjakah, Hijaz, Mayya, Rakby, Jaharkah, Syikah, dan Dukkah. Sedangkan, dalam versi Mesir dikenal Bayyati, Hijaz, Shoba, Ras, Jiharkah, Sikah, dan Nahawan.

Kedua model seni membaca Alquran tersebut mulai dikenal umat Islam Indonesia pada abad ke-20. Transmisi beragam lagu membaca Alquran itu dilakukan para ulama yang menimba ilmu di Makkah dan Mesir.

Menurut literatur, lagu versi Makkah lebih disukai pada awal perkembangannya di  nusantara. Alasannya, karena liriknya yang sangat sederhana dan relatif datar. Lagu Makkawi atau seni membaca Alquran versi Makkah itu mewujud dalam Barzanji.

Ada sejumlah qari pelopor yang mengembangkan aliran Makkah di Tanah Air. Mereka adalah KH Arwani, KH Sya’roni, KH Munawwir, KH Abdul Qadir, KH Damanhuri, KH Saleh Ma’mun, KH Muntaha, dan KH Azra’i Abdurrauf.

Pada era 1960-an, seni membaca Alquran di Indonesia menjadi lebih beragam dengan hadirnya aliran Misri atau Mesir. Pada masa itu, Pemerintah Mesir menyuplai sejumlah maestro qari, seperti Syekh Abdul Basith Abdus Somad, Syekh Musthofa Ismail, Syekh Mahmud Kholil Al Hushori, dan Syekh Abdul Qadir Abdul Azim.

Ternyata, umat Islam Indonesia sangat menyukai lagu-lagu Misri. Bukan tanpa alasan seni membaca Alquran dari Negeri Piramida itu disukai Muslim di Indonesia. Ternyata, karakter lagu Misri dinilai lebih dinamis dan merdu. 

Beragam jenis lagu dari Mesir itu dinilai cocok dengan kondisi alam Indonesia. Tercatat ada sejumlah qari yang mengembangkan aliran Misri. Mereka adalah KH Bashori Alwi, KH Mukhtar Lutfi, KH Aziz Muslim, KH Mansur Ma'mun, KH Muhammad Assiry, dan KH Ahmad Syahid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement