REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Restoran dan toko yang menyediakan makanan halal banyak jumlahnya.
Letak benua Australia tak begitu jauh dari Indonesia. Itu sebabnya, banyak masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim banyak tinggal di sana.
Khususnya, di Kota Perth yang merupakan ibu kota Australia bagian barat. Tak hanya Muslim dari Indonesia, banyak juga umat Muslim dari seluruh penjuru dunia yang eksis di kota yang menjadi melting pot ini.
Banyak komunitas Muslim yang aktif melakukan berbagai aktivitas mulia di kota ini. Bahkan, di Perth kita bisa menemukan sekolah Islam yang berkembang dengan pesat hingga punya tiga buah kampus. Jumlah siswa yang belajar di sana pun cukup lumayan, ada sekitar 2.000 siswa.
Perth dikenal sebagai kota pelajarnya Australia. Berbagai siswa dari penjuru dunia datang ke kota ini untuk menimba ilmu. Ini berarti, dari semua penduduknya, anak muda punya andil dan mengambil porsi yang besar.
Salah satu kampus di Perth, yaitu Curtin University, memperlihatkan kehidupan antarbudaya dalam satu tempat ini.
Selain berbagai perkumpulan dan organisasi mahasiswa lain, di sini juga ada komunitas bagi mahasiswa Muslim, namanya adalah Curtin Muslim Students Association (CMSA). Komunitas serupa juga bisa ditemukan di kampus lainnya yang ada di Perth.
Komunitas ini beranggotakan 3.500 mahasiswa Muslim yang sedang menuntut ilmu di kampus ini. Berbagai kegiatan positif pun dilakukan, baik dalam bidang keislaman, sosial, juga peningkatan kemampuan akademik.
Komunitas ini bisa membantu mahasiswa Muslim dalam menjalankan ibadahnya juga memberikan informasi tentang pemahaman Islam yang benar pada mahasiswa lainnya.
Ketika bulan Ramadhan, umat Muslim di Perth berkumpul untuk menggelar acara buka bersama dan shalat Tarawih berjamaah. Semua Muslim, baik dari Indonesia, Timur Tengah, pakistan, dan lainnya saling menyumbangkan makanan untuk dimakan bersama dalam penuh keriaan.
Begitu juga, ketika Idul Fitri tiba. Umat Muslim di Perth tinggal memilih mau bergabung merayakan dengan komunitas mana, yang di kampus, bersama orang Timur Tengah, atau sesama Muslim di Indonesia.
Di Perth, juga digelar pengajian-pengajian rutin yang diselenggarakan Perkumpulan Pengajian Indonesia di Perth (PPIP). Mahasiswa Muslim dari Indonesia jumlahnya lumayan banyak, sehingga banyak sekali dilakukan berbagai kegiatan untuk mempererat tali silaturahim.
Restoran Halal
Restoran dan toko yang menyediakan makanan halal pun terbilang banyak jumlahnya. Meski tidak semua restoran bisa dengan jelas memampang logo halal, masyarakat Muslim yang tinggal di Perth tak terlalu sulit menemukan restoran halal.
Restoran yang halal tersebut, di antaranya, Ali Baba Takeaway di Kooyong Road Rivervale, Amanda's Coffee Shop, Curtin Noodle House di Bentley, Charcoal Chicken House di East Victoria Park, Selera Jakarta di Fine Indonesian Food Thornlie, Nusantara Indonesian Food di Subiaco Pavillion Market, dan beberapa restoran lainnya.
Sedangkan, untuk toko yang menyediakan makanan halal, ada Bentley Halal Meat and Smallgoods di Hill View Place, Honeywell Meats di Mirrabooka, Ismail's Halal Butcher di Balcatta, dan Med Halal Meats di Honeywell Boulevard, Mirrabooka, dan beberapa toko lainnya.
Selain makanan halal, toko-toko yang menjual busana Muslim pun tersebar di penjuru Perth. Antara lain, Affordable and Fashiobale Islamic Clothes di Birrong, Aisha Islamich Shop, Nour Hijab di Denham Way, Rayannes Design, The Modest Muslimah di Redcliffe, dan masih banyak lagi toko busana Muslim lainnya.
Melihat betapa banyaknya fasilitas yang ada bagi umat Muslim, bisa terlihat Muslim dari seluruh penjuru dunia akan betah tinggal di sini karena tidak akan kerepotan dalam kesehariaanya.
Warga Perth pun sangat toleran dengan model busana apa pun yang akan dikenakan orang, termasuk penggunaan jilbab. Umat Muslim yang tinggal di sini bisa dengan bebas menggunakan jilbabnya.
Jumlah penduduk Muslim Australia semakin meningkat dengan pesat. Pada 2001 sensus mengatakan, Muslim jumlahnya kurang dari 1,5 persen dari total penduduk Australia. Tapi, angka ini meningkat dengan tajam karena Muslim di seluruh Australia kini bisa mencapai 1,7 persen.
Masjid Tertua
Masjid di kota ini juga mudah ditemukan. Yang paling tua adalah Masjid Perth yang terletak di William Street di Nortbridge. Dilansir dari laman ABCnews, arsitektur masjid ini sangat unik. "Dinding yang mengelilinginya putih dengan pintu kayu berwarna hijau mencolok," tulisnya.
Terdapat pula gerbang dengan warna cerah serta pohon palem besar di depanya. Masuk ke dalam masjid tersebut, seperti masuk ke mesin waktu karena bangunannya yang sangat tua. Ini adalah masjid pertama yang dibangun di daratan Australia.
Masjid ini dibangun di awal abad ke-19 oleh umat Muslim yang berasal dari Pakistan. Mereka adalah para pengendara unta yang dijadikan alat transportasi dari Kota Perth ke Kalgoorlie.
Meski mereka tak bergelimang harta, mereka dengan rajin mengumpulkan uang bersama-sama untuk membangun masjid pertama di daerah ini.
Akhirnya, pada 1905 pembangunan masjid ini bisa selesai. Sejak itu, masjid ini terus digunakan sebagai tempat ibadah dan berdiri tegak hingga sekarang.
Banyak pula sisi-sisi bangunan yang masih asli dan terawat hingga sekarang, salah satunya langit-langitnya yang dibuat dari alumunium yang dihias dengan motif mozaik berwarna-warni yang sangat memesona. Begitu juga mimbarnya yang terlihat klasik dan sederhana.