REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nashih Nashrullah
Berkah yang berupa kasih sayang Tuhan itu memunculkan ketenangan secara batin dan mendorong kebahagiaan secara fisik.
Konsep berkah sangat berkaitan dengan konteks keagamaan. Dia menggambarkan spiritualitas Islam dan sensibilitas yang berkaitan dengan mistisisme. Berkah dikonotasikan sebagai ekspresi sekaligus manifestasi Islam yang universal.
Berkah diambil dari kata baraka. Allah SWT menggunakan kata ini dalam bentuk jamak, barakat. Artinya adalah rahmat, kasih sayang, dan kekuatan supranatural yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Julia Clancy dalam The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World, menyatakan orang-orang suci seperti Rasulullah SAW dikategorikan berkah. Begitu juga Alquran. Semua bisa mendapatkan berkah, baik itu yang hidup maupun mati.
Muslim yang ketika hidupnya mengamalkan kebajikan, kemudian meninggal. Sementara, banyak orang terus merasakan faedah dari amal tersebut. Maka, meskipun sudah mati, orang itu tetap menerima berkah.
Berkah memainkan peranan penting dalam menggambarkan orang-orang suci. Mereka yang menziarahi makam wali dan nabi maka dipercayai akan mendapatkan berkah. Bagi para wali, berkah merepresentasikan status kesucian, menandakan substansi batin, yang berasal dari Tuhan.
Ketika seseorang mendapatkan berkah maka bisa saja dia mendapatkan keajaiban semisal karamah dari Tuhan. Misal, seseorang mengalami kecelakaan parah. Seharusnya dia mati, tapi tidak. Tuhan ternyata mengintervensi kecelakaan itu sehingga tidak ada korban jiwa.
EJ Brill dalam The Encyclopedia of Islam, menyatakan berkah berarti kasih sayang Tuhan. Secara batin, berkah memunculkan ketenangan. Secara fisik, berkah memunculkan kebahagiaan. Hal itu terjadi karena nikmat dari Allah terus ditambah dan terus tumbuh dalam batin.
Ketika nikmat Allah terus dirasakan maka sesungguhnya hal itu adalah berkah. Misal, seseorang mendapatkan rezeki yang berkah maka akan terus bertambah. Yang muncul kemudian adalah kebaikan dan kecukupan.
Berkah datang dari Allah, baik dalam hal rezeki, pertolongan, dan kesembuhan. Tidak boleh meminta berkah kepada selain Allah. Rasulullah pernah menunjukkan berkah berupa air kepada umat Islam. Dalam sebuah hadis diriwayatkan Bukhari, Rasulullah melakukan perjalanan bersama sahabatnya.
Ketika itu, persediaan air sedikit. Rasul bersabda, “Carilah air.” Para sahabat membawa bejana berisi sedikit air. Rasulullah memasukkan tangannya. Kemudian berkata, “Kemarilah kalian menuju air yang diberkahi dan berkah itu dari Allah.” Ibnu Mas’ud menjadi saksi yang melihat kejadian itu.
Banyak ucapan, perbuatan, serta keadaan diberkahi jika seorang Muslim melakukannya untuk mencari kebaikan dengan mengikuti sunah. Dia akan mendapatkan kebaikan dan berkah itu sesuai dengan niat dan kesungguhannya.
Di antara ucapan-ucapan yang mengandung berkah adalah zikir kepada Allah dan membaca Alquran. Dengan zikir dan membaca Alquran seorang hamba dapat memperoleh kebaikan serta berkah yang banyak. Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.
“Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang biasa berkeliling di jalan mencari orang-orang yang berzikir. Jika mereka mendapatkan suatu kaum yang berzikir kepada Allah, mereka pun saling memanggil, ‘Kemarilah pada apa yang kalian cari (hajat kalian).” Maka para malaikat pun menaungi mereka dengan sayap mereka sampai ke langit dunia. Lalu, Allah bertanya kepada para malaikat itu, sedangkan Allah Mahatahu, “Apa yang diucapkan para hamba-Ku?’ Para malaikat menjawab, “Mereka bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan memuji Engkau.’
Allah bertanya, “Apakah mereka melihat Aku?” Para malaikat tersebut menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka tidak melihat Engkau.” Allah bertanya lagi, “Bagaimana sekiranya jika mereka melihat Aku?”
Para malaikat menjawab, “Sekiranya mereka melihat Engkau, niscaya mereka tambah bersemangat beribadah kepada-Mu dan lebih banyak memuji serta bertasbih kepada-Mu.” Allah bertanya, “Apa yang mereka minta?” Para malaikat menjawab, “Mereka minta surga kepada-Mu.” Allah bertanya, “Apakah mereka pernah melihat surga?”
Para Malaikat menjawab, “Sekiranya mereka pernah melihatnya, niscaya mereka lebih sangat ingin untuk mendapatkannya dan lebih bersungguh-sungguh memintanya serta sangat besar keinginan padanya.”
Allah bertanya, “Dari apa mereka minta perlindungan?” Para malaikat menjawab, “Dari neraka.” Allah bertanya, “Apakah mereka pernah melihatnya?” Para malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka belum pernah melihatnya.”
Allah bertanya, “Bagaimana kalau mereka melihatnya?” Para malaikat menjawab, “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka tambah menjauh dan takut darinya.”
Allah SWT berfirman, “Aku persaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.” Seorang di antara malaikat berkata, “Di antara mereka ada si fulan yang tidak termasuk dari mereka (orang-orang yang berzikir), dia hanya datang karena ada keperluan.” Allah berfirman, “Tidak akan celaka orang yang duduk bermajelis dengan mereka (majelis zikir).” (HR Bukhari)
Dari hadis ini diketahui berkah zikir tersebut, dia mengandung pengampunan dosa-dosa dan jaminan masuk surga. Bukan hanya bagi orang-orang yang berzikir, melainkan juga mencakup orang yang duduk bersama mereka. Sedangkan, membaca Alquran termasuk jenis zikir yang paling agung. Di dalamnya terdapat berkah dunia dan akhirat yang tidak ada yang mampu menghitungnya, kecuali Allah. Rasul bersabda, “Bacalah Alquran karena sesungguhnya dia akan datang di akhirat nanti memberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya.” (HR Muslim)