REPUBLIKA.CO.ID, Sudah tiga tahun terakhir Desa Pekraman Jasri, Karangasem, Bali, kian eksotis di mata para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain panorama alam yang memikat, berupa hamparan persawanan nan hijau, bukit nan menjulang dengan hawa sejuk yang khas, dan keindahan pantainya, desa ini juga kaya dengan adat Bali.
Potensi inilah, kata fasilitator Desa Pakraman Jasri, Nyoman Sulingga, yang mendorong puluhan kepala keluarga di desa tujuan keramat Melasti bagi warga sekitarnya tersebut tergerak secara gotong-royong mengelola warisan alam dan budaya itu menjadi 'emas' yang bernilai ekonomi tinggi.
"Kesejahteraan perlahan meningkat," tutur dia dalam Penghargaan Desa Wisata 2013, di Desa Pentingsari, Sleman, Yogyakarta, belum lama ini.
Wisata menggeliat, ekonomi kreatif pun bermunculan, ungkap Nyoman. Industri kecil dan kerajinan rumahan seperti produksi gerabah, pade emas, perak, besi, ukiran, penulisan lontar, lukisan, serta industri kue dodol nangka. Warga pun semakin berdaya.
Pantas bila Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menobatkan Pekraman Jasri sebagai juara pertama Desa Wisata 2013.
Namun demikian, menurut Nyoman, prestasi yang dicapai bukan tanpa kendala. Cukup sulit meyakinkan warga untuk aktif terlibat dalam pengelolaan ekonomi kreatif tersebut. Tetapi, upaya sosialisasi dan edukasi perlahan meyakinkan mereka.
Desa wisata, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, bisa dikembangkan lebih jauh sebagai basis ekonomi kreatif.
Masing-masing desa wisata memiliki keunikan karena punya kekayaan budaya dan kearifan lokal yang hidup sejak ribuan tahun lalu. Itu terlihat dari ragam budaya, tradisi, kerajinan, musik, dan kuliner daerah." Jadi, desa wisata sinergi antara pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur dia.
Penghargaan yang diberikan pemerintah tersebut, kata Mari, bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas pengelola desa wisata. Melalui PNPM Mandiri Pariwisata, pihaknya menargetkan 2000 desa wisata.
Hal itu membuat jumlah desa wisata penerima bantuan PNPM bertambah dari tahun ke tahun. Semula 2009 ada 104 desa, 2010 sebanyak 200 desa, dan 2011 569 desa, sedangkan pada 2012 meningkat 978 dan 980 desa ketika 2013.
Guna memaksimalkan potensi desa wisata, ujar Mari, pihaknya akan mengembangkan jaringan desa wisata untuk meningkatkan pariwisata berbasis masyarakat dan budaya lokal.
Jaringan tersebut akan menghubungkan sekitar 1.400 desa wisata. Selain itu, keberadaan jaringan tersebut akan memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman dan informasi sehingga memudahkan wisatawan. "Sedang kita susun konsepnya," papar dia.
Desa Pekraman, kata Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf Firmansyah Rahim, mengalahkan 139 desa wisata di 29 provinsi.
Jumlah tersebut meningkat dibanding 2012 yang hanya 72 desa. Kriteria penilaian meliputi administrasi, keberhasilan, dalam pemanfaatan, ketepatan, termasuk dampak dalam penggunaan anggaran PNPM.