Ahad 08 Dec 2013 20:53 WIB

Al Markaz Harus Cetak Ulama Untuk Indonesia Timur

Rep: Andi M Iqbal / Red: M Irwan Ariefyanto
Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
Foto: www.beautifulmosque.com
Masjid Al Markaz Al Islami Makassar

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASAR – Masjid terbesar di kawasan Indonesia Timur, Al Markaz Al Islami Makasar, Sulawesi Selatan harus mampu mencetak ulama yang dapat memperbaiki keislaman umat di daerah tertinggal. Ke depan, ditempat ibadah tersebut diharapkan bisa menjadi pusat dakwah dan kegiatan religi.

Dorongan tersebut disampaikan oleh Pemilik Pondok Pesantren Alquran Babussalam, Mochtar Adam. Menurut dia, penduduk muslim di sejumlah kepulauan terpencil masih belum dominan. Ditambah, tidak banyak ulama yang mampu membentengi keimanan mereka. “Pemuda-pemuda di Makasar harus diberdayakan di Al Markaz. Mereka harus dibina keislamannya dan diajarkan berdakwah. Setelah itu, mereka dikirim ke sejumlah pulau untuk meluruskan ajaran agama,” kata Mochtar pada ROL, pekan lalu.

Menurut dia, ada banyak umat muslim yang berdomisili di pulau-pulau kecil bagian timur Indonesia. Dimana, sebagian besar masyarakat di sana mempunyai kepercayaan beragam. Mochtar mengatakan, pihaknya khawatir, mereka yang memeluk Islam, justru beralih karena faktor lingkungan.

Untuk itu, dia menambahkan, Al Markaz sebagai masjid terbesar di Indonesia Timur harus mensiasati hal tersebut. Jangan hanya memfokuskan diri sebagai sarana ibadah semata, tapi juga harus memikirkan keimanan umat. “Saya mendorong gagasan ini agar Al Markaz bisa menghasilkan mubaligh penerus ajaran Islam,” ujar dia.

Salah satu Ketua BPH Masjid Al Markaz Al Islami, Nadjamuddin Majid mengatakan, akan mempertimbakan usulan tersebut. Dia menambahkan, ide yang diajukan ulama asal Selayar, Sulsel itu segera dibicarakan dengan pengurus lainnya saat rapat kerja awal 2014 mendatang.

Dia menambahkan, masjid ini memang kerap kali menggarap kegiatan keagamaan dan kemaslhatan umat. Meskipun banyak paham yang tersebar di Makasar, namun semua ormas diizinkan menyelenggarakan acaranya di Al Markaz. “Terbuka bagi siapa saja. Baik NU atau Muhammadiyah dan yang lainnya,” kata Majid.

Dalam bidang keagamaan, Masjid Al-Markaz menjadi pusat ibadah umat. Banyak jamaah dari dalam dan luar kota melaksanakan solat lima waktu di masjid ini. Apalagi pada hari-hari besar Islam, jumlah jamaah menigkat hingga 10 ribu orang. Dan bila halaman difungsikan, mampu menampung 50 ribu jamaah. “Di samping aktivitas ibadah, Masjid Al-Markaz juga memiliki sarana pendidikan, baik bagi anak-anak, remaja, mahasiswa, maupun untuk umum,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement