Rabu 04 Dec 2013 17:15 WIB

Sikap Presiden Jerman Bahagiakan Muslim

Muslim Jerman
Muslim Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Muslim Jerman begitu bahagia dengan sikap Presiden Jerman, Joachim Gauck terkait studi Islam di Jerman, termasuk keberadaan Pusat Teologi Islam di Universitas Munster.

"Apa yang dikatakan beliau merupakan wujud apresiasi," ungkap Mouhanad Khorchide, Direktur Pusat Teologi Islam, University of Musnter, seperti dilansir deutsche well, Rabu (4/12).

Menurut dia,  cermin apresiasi itu terwujud pada keberadaan pusat teologi ini. Hal yang belum dilakukan negara Eropa lainnya.

Sebelumnya, posisi pusat teologi Islam tersebut menjadi sasaran tembak. Tidak hanya dari kalangan saya kanan, kritik pun datang dari organisasi Islam. Kritik itu muncul, lantaran pusat tersebut hanya fokus pada apa yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam. Itu sebabnya, Dewan Islam Jerman tak merestui pusat studi tersebut.

Masalah itu tidak menghalangi apresiasi warga Jerman, utamanya kalangan Muslim. Hingga hari ini, tercatat 400 Muslim menjadi mahasiswa Teologi Islam. Fenomena ini juga bukan tanpa sebab, Jerman dalam tahun-tahun mendatang membutuhkan ribuan guru dan dosen studi Islam.

Efek lainnya, mahasiswa Muslim, yang umumnya merupakan generasi ketiga Muslim di tanah Jerman terdorong untuk lebih banyak mendapatkan informasi lebih banyak tentang agama mereka. "Yang terpenting bagi saya adalah pengetahuan yang saya dapat. Saya juga ingin memberikan gambaran yang berbeda tentang Islam kepada masyarakat," kata Daniel Darske, mahasiswa.

Garske adalah salah satu dari sejumlah mualaf yang belajar di Munster. Ia dan teman-temannya ingin memberikan sumbangsihnya melalui profesi seorang guru. 

Pada tahun 2009, untuk kali pertama studi Islam diperkenalkan.  Desakan mengakui Islam sebagai agama resmi menguat saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement