Selasa 03 Dec 2013 13:40 WIB

Jaminan Beribadah Bagi Muslim di Austria

Rep: ani nursalikah/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslim Austria
Foto: Youtube
Muslim Austria

REPUBLIKA.CO.ID, -- Islam merupakan agama minoritas terbesar di Austria dengan 4,22 persen dari populasi pada sensus 2001. Penduduknya mayoritas, 73,6 persen beragama Katolik, 12 persen tidak menganut agama, dan 4,7 persen Protestan.

Diperkirakan ada sekitar 338.988 Muslim di negara yang mempunyai populasi 8.032.926 jiwa tersebut. Meningkatnya jumlah Muslim Austria dalam 10 tahun terakhir lebih dipengaruhi kesediaan Muslim, terutama dari Turki untuk berbicara mengenai Islam.

Di negara yang terkenal dengan musik klasiknya itu, penganut Islam terbesar di Austria beretnis Turki, diikuti etnis Bosnia. Arab, terutama dari Mesir, juga menjadi populasi Muslim besar.

Austria adalah sebuah negara yang terkurung daratan di tengah-tengah Eropa Tengah. Negara republik ini berbatasan dengan Jerman dan Ceko di utara, Slowakia dan Hungaria di timur, Slovenia dan Italia di selatan, dan Swiss dan Liechtenstein di barat.

Islam di Austria memiliki sejarah panjang. Bermula saat Kekhalifahan Ottoman mencoba menginvasi kerajaan Austria pada 1525. Meski gagal, Islam berhasil menancapkan pengaruhnya pada budaya Austria dan banyak penduduknya yang kemudian memeluk Islam.

Dalam dunia modern, masuknya Islam karena adanya imigran dari Turki dan negara-negara Eropa Timur. Jumlahnya meningkat setelah konferensi Berlin pada 1878 di mana Muslim berasimilasi dengan Kerajaan Austria-Hungaria.

Setelah Perang Dunia II, gelombang baru kedatangan Muslim datang melalui imigran yang dipekerjakan membangun kembali negara itu. Para pekerja ini berasal dari Bosnia dan Herzegovina, Turki, Serbia, Palestina, dan Arab.

Pada 1970-an, jumlah imigran meningkat didorong pertumbuhan ekonomi. Gelombang terakhir kedatangan imigran Muslim terjadi pada awal 1990-an dari Yugoslavia.

Status hukum Muslim bisa dibilang unik di Eropa. Selama bertahun-tahun, sebagai pusat Kerajaan Austro-Hungaria, Austria memiliki ikatan dekat dengan populasi Islam di Balkan.

Berdasarkan hal ini, hubungan Austria dengan Islam sebagai agama relatif tidak ada masalah dibandingkan dengan negara Eropa lain.

Undang-undang pada 1867 menjamin kebebasan bagi semua agama di kerajaan. Hal ini memudahkan Muslim membangun masjid dan menjalankan ibadah. Masjid pertama telah dibangun di Wina pada 1887 dengan bantuan pemerintah.

Secara keseluruhan, terdapat 150 tempat ibadah di Austria dan 60 Masjid di Wina. Ruang-ruang beribadah ini juga memiliki peran sosial yang signifikan.

Sering kali tempat ibadah ini merupakan halaman belakang sebuah rumah atau rumah-rumah tua sehingga tidak terlihat di depan umum. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, umat Islam mulai 'menampakkan' dirinya.

Contoh yang menonjol adalah pembangunan sebuah masjid sekaligus pusat kebudayaan di Pelzgasse, Wina, yang didukung Uni Turki. Baru-baru ini, sebuah pemakaman Islam seluas 34 ribu kilometer persegi juga telah dibangun di Wina.

Muslim juga mendapatkan posisi yang bagus dalam pemerintahan Austria. Secara umum, pemerintah menjamin kebebasan beragama bagi siapa pun. Meski Katolik Roma merupakan mayoritas, negara ini pada dasarnya sekuler.

Di Austria, lembaga agama Islam diakui sebagai perusahaan di bawah hukum publik sejak 1979. Sekitar 200 guru memberikan pendidikan agama Islam di sekolah umum sesuai dengan kurikulum nasional yang disetujui.

Muslim di Austria secara resmi diwakili Komunitas Iman Islam Austria (Islamische Glaubensgemeinschaft/IGGIÖ) yang didirikan pada 1912. Organisasi ini menjalin hubungan dengan negara.

Islamic center di Austria pertama dibangun pada 1968. Dewan Wali Amanat dibentuk di bawah kepemimpinan Hassan al-Tuhamiy, duta besar Mesir untuk Austria pada saat itu.

Lembaga pendidikan Islam lainnya termasuk Akademi Islam di Wina yang didirikan pada 1998. Lembaga Al-Azhar di Wina didirikan pada 2000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement