REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) al-Azhar Peduli Umat (APU) meluncurkan program my Heart for yatim. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak yang kehilangan orang tua.
Peluncuran program dimeriahkan pagelaran seni. Ada penampilan tari saman dari siswi-siswi sekolah al-Azhar. Ada juga penampilan pembacaan puisi oleh anak-anak yatim. Juga dimeriahkan pentas musik. Acara dihadiri pengurus Yayasan Pesantren Islam al-Azhar dan sejumlah donatur.
Ketua Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, Muhammad Suhadi menyatakan program ini sangat bermanfaat untuk menajamkan kepekaan sosial.
Mereka yang mengalami keterbelakangan, seperti anak-anak berstatus yatim, membutuhkan bantuan yang komprehensif. "Kita ingin giatkan dakwah sosial," jelas Suhadi di Jakarta, Sabtu (23/11).
Dia menyatakan kegiatan yang dilakukan al-Azhar mendapat respon sangat baik dari masyarakat yang merasakan manfaat. Kegiatan ini merupakan dakwah sosial.
Kepercayaan umat terbangun. Mereka semakin optimistis, Islam memang agama yang rahmatan lil 'alamin, membantu umat manusia dimanapun berada ketika mengalami kesulitan hidup.
Program my heart for yatim menurutnya bagian dari melaksanakan perintah Allah. Anak yatim tidak boleh dibiarkan hidup tanpa kasih sayang.
Mereka harus memiliki orang-orang yang peduli. Masa depan mereka harus baik. Mereka berhak merasakan kasih sayang seperti yang dirasakan anak-anak yang besar dengan pendidikan orang tua kandung.
Dia mengimbau jajaran pengurus APU untuk ikhlas dalam bertugas. Ketika ikhlas bekerja, mereka yang merasakan manfaat dari pekerjaan yang dilakukan semakin bersyukur dan berterimakasih.
Bahkan, jelasnya, hal itu membuat rasa persaudaraan semakin kuat. "Akan muncul kesedihan ketika petugas APU harus kembali ke Jakarta. Penerima manfaat akan semakin bersyukur atas bantuan yang datang," imbuh Suhadi.
Direktur APU, Harry Rachmad, menyatakan my heart for yatim adalah bentuk kepedulian Umat Islam terhadap anak-anak yatim. Pihaknya menginginkan pembinaan yang bukan sekadar memberikan bantuan.
"Harus ada juga kepedulian yang lebih. Harus ada perhatian, kasih sayang, pengawasan, dan apresiasi terhadap mereka," papar Harry.