Rabu 13 Nov 2013 18:53 WIB

Animo Pelajar Menulis Karya Ilmiah Islam Minim

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Djibril Muhammad
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.
Foto: Foto-foto: Muhibuddin
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Animo pelajar dan mahasiswa Sukabumi untuk menulis karya ilmiah tentang keislaman masih minim.

Kondisi tersebut ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah peserta dalam ajang Musabaqoh Menulis Ilmiah AlQuran (MMIQ), Rabu (13/11).

Perlombaan tersebut merupakan salah satu bagian dari kegiatan MTQ tingkat Kota Sukabumi yang ke-35. Acara ini digelar di Masjid Agung Kota Sukabumi mulai 12 hingga 14 November.

Dari kuota peserta sebanyak 14 orang, jumlah pelajar dan mahasiswa yang mendaftarkan diri hanya sebanyak sembilan orang.

Dalam ajang MMIQ ini para peserta diberikan satu tema mengenai kepemimpinan dalam Islam. Mereka diberikan waktu selama tujuh jam untuk menulis karya ilmiah tersebut menggunakan laptop.

"Setiap tahunnya, jumlah peserta menulis ilmiah Alquran minim," ujar Ketua Dewan Juri MMIQ, Ahmad Dzaki, kepada Republika.

Bahkan, pada ajang yang sama tahun sebelumnya jumlah peserta hanya sebanyak tujuh orang. Dzaki mengatakan, panitia sebenarnya telah mewajibkan semua kecamatan untuk mengirimkan perwakilan.

Namun, dalam prakteknya ada satu kecamatan yang tidak ada perwakilannya dalam ajang MMIQ yakni Cikole. Jumlah kecamatan di Kota Sukabumi mencapai sebanyak tujuh kecamatan.

Menurut Dzaki, minimnya jumlah peserta menunjukkan orientasi pelajar dan mahasiswa Sukabumi yang tidak tertarik menulis karya ilmiah. Padahal, di Sukabumi terdapat sejumlah sekolah unggulan dan beberapa perguruan tinggi (PT).

Fenomena ini kata Dzaki, salah satunya disebabkan karena jarangnya ajang perlombaan karya tulis ilmiah di Kota Sukabumi. Dari pantauanya, Dinas Pendidikan (Disdik) maupun instansi terkait lainnya jarang sekali menyelenggaran kegiatan tersebut.

Akibatnya, para pelajar dan mahasiswa tidak terbiasa dengan perlombaan semacam itu. Seharusnya, Pemkot Sukabumi memberikan perhatian khusus dalam penyelenggaran lomba karya tulis ilimiah.

Selain menggiatkan lomba, ujar Dzaki, pelatihan mengenai metode penulisan ilmiah juga harus ditingkatkan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Langkah ini dilakukan agar semakin banyak pelajar yang paham bagaimana menulis yang benar dan baik.

Ajang MTQ tingkat Kota Sukabumi mulai dibuka pada Selasa (12/11) siang Wali Kota Sukabumi, Mohamad Muraz. "MTQ mempunyai peran penting dalam rangka syiar Islam," ujar Muraz.

Namun, kegiatan ini juga harus mendorong peningkatan keimanan dan ketakwaan umat Islam. Menurut Muraz, acara MTQ secara rutin digelar di Kota Sukabumi. Pada 2013 ini merupakan penyelenggaraan untuk yang ke 35 kali.

Sekda Kota Sukabumi yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kota Sukabumi, Hanafie Zein menambahkan, kegiatan MTQ tahun ini diikuti sebanyak 280 peseta. Di mana, masing kecamatan yang berjumlah tujuh mengirimkan utusan sebanyak 40 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement