Ahad 03 Nov 2013 15:25 WIB

Indonesia Dukung Pembentukan Komite Pendidikan Islam ASEAN

Seorang guru sedang mengajar di madrasah (ilustrasi)
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Seorang guru sedang mengajar di madrasah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia sepakat dengan sejumlah anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) akan perlunya membantuk Komite Pendidikan Islam Negara-negara MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Kesepakatan pembentukan Komite tersebut diharapkan dapat ditandatangani pada acara Konperensi Internasional Tahunan Studi-studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies - AICIS) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 November 2013.

"Kita ingin agar kerjasama diantara lembaga-lembaga pendidikan Islam lebih ditingkatkan, baik itu madrasah, pondok pesantren mau pun perguruan tinggi Islam," kata Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat, Ahad (3/11), seusai menghadari Mesyuarat Senior Official Meeting (SOM) Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) ke-38, yang berlangsung 28-31 Oktober 2013 di Pulau Langkawi, Malaysia.

Mabims merupakan forum kerjasama Menteri Agama dari empat negara di Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura yang akan berusia seperempat abad. Mabims didirikan pada 9 Agustus 1989 bersamaan dengan pertemuan Menteri Agama Republik Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam pada 1989 di Brunei Darussalam. Pada 1994, ikut bergabung Singapura dalam forum Mabims.

Diperlukan kerjasama yang lebih intensif dalam bidang pendidikan (di antara anggota Mabims). Hal ini sejalan dengan tugas Negara Republik Indonesia yang menjadi penanggung jawab program-program strategis bidang pendidikan.

Pada SOM Mabims ke-38 ini, juga ada perhelatan Bus Belia MABIMS (Mabims junior) yang diikuti oleh 50 orang yang berasal dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, dan berlangsung mulai 25 Oktober dari Kuala Lumpur serta berakhir di Pulau Langkawi pada 31 Oktober 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement