Jumat 01 Nov 2013 14:57 WIB

BI Luncurkan Gerakan Ekonomi Syariah

Rep: Friska Yolandha/ Red: Damanhuri Zuhri
Bank Indonesia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,

Syariah bukan lagi sekadar pelengkap.

JAKARTA -- Di tengah kondisi ekonomi yang kurang memuaskan, Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi syariah masih di level moderat.

BI dan Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) meluncurkan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) untuk meningkatkan permintaan akan industri ini.

“Tahun depan diharapkan bank syariah tumbuh ke arah yang berbeda. Jika efektif, permintaan kredit dan produk jasa keuangan yang baru moderat dan optimis,” ujar Halim di Gedung BI Jakarta, Kamis (31/10).

BI terus melakukan berbagai program untuk mengembangkan industri syariah. Saat ini, permintaannya selalu meningkat, tidak hanya di sektor perbankan, juga di sektor lain, seperti wisata, hotel, dan spa syariah. Melalui gerakan ini, diharapkan ekonomi syariah dapat berkembang lebih cepat.

Tahap awal, gerakan ini akan fokus untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan instrumen syariah, terutama perbankan.

Seperti diketahui, penetrasi perbankan di Indonesia masih kecil, sehingga ini merupakan kesempatan bagi perbankan syariah untuk ikut mendukung program inklusi keuangan.

Apalagi, segmen yang digarap syariah kebanyakan di kelas usaha kecil menengah (UKM) yang berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia.

Selanjutnya, gerakan ini akan mengajak masyarakat menjadikan syariah sebagai suatu kebutuhan dan keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. “Diharapkan, nanti ekonomi syariah menjadi bagian hidup masyarakat,” kata Halim.

Gres akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 14 November 2013. Rencananya, peresmian akan dilaksanakan di Silang Monas.

Sekitar 10 ribu-15 ribu orang akan menghadiri perayaan ini karena dalam peluncuran tersebut juga akan diadakan bazar dan berbagai lomba.

Pada saat yang sama, kampanye Gres juga akan melaksanakan program sejuta berdaya. Program ini merupakan kerja sama antara lembaga pemberdayaan masyarakat dan lembaga keuangan di seluruh dunia.

Perwakilan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Imam Teguh Saptono mengungkapkan, melalui program ini PKES dan Asbisindo ingin merumuskan model bimbingan Rp 1 juta melalui infak, sedekah, dan zakat.

“Nanti akan dirumuskan apakah dana ini sebagai penjaminan atau menjadi bagian dari dana yang digulirkan,” ujar Imam.

Hingga akhir September 2013, pertumbuhan perbankan syariah cukup lambat. Direktur Eksekutif Perbankan Syariah BI Edy Setiadi mengatakan, penurunan disebabkan penyesuaian yang dilakukan perbankan dengan sejumlah peraturan yang dikeluarkan BI, termasuk suku bunga acuan.

Dengan adanya Gres, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kehadiran industri syariah bisa ditingkatkan, terutama menabung di bank syariah.

Ia juga mengharapkan agar bank syariah tidak lagi menjadi sekadar alternatif perbankan di Indonesia. “Kita tidak mau syariah hanya sekadar compliament, tetapi juga harus memiliki motivasi yang kuat,” kata Edy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement