REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Walaupun miskin dengan sumber daya alam, Yordania dinilai masih memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembagan industri kreatif.
Namun, kata para ahli, perlu perubahan pola pikir bagi negara ini untuk mengoptimalkan potensi itu.
"Kerajaan ini tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi kaya dengan sumber daya manusia," kata Richard Naylor, Direktur BOP Consulting Firms dalam sebuah seminar bertajuk 'Step into the Future — A Call to Action' yang diadakan oleh Uni Eropa dan European Union National Institutes for Culture (EUNIC).
Naylor, yang berbasis di London membantu klien untuk memahami pengaruh industri kreatif dan budaya dalam masyarakat. Menurutnya, Yordania harus benar-benar mampu melihat potensi besar itu.
"Yordania dapat menaruh harapan dengan jumlah anak muda yang melimpah.. mereka yang telah mencatatkan beberapa prestasi dalam sektor teknologi informasi, karena negara ini memproduksi 2/3 konten laman berbahasa Arab di internet," katanya.
Menurutnya, kelemahan negara ini adalah kurangnya regulasi yang memadai dan tidak kuatnya dukungan lembaga-lembaga negara untuk mengoptimalkan potensi itu.
Sementara itu, pembicara lain Managing Partner Silicon Badia, Emile Cubeisy mengatakan,perlu ada sinergi antara pemerintah dan swasta untuk mengembangkan indutri kreatif yang berkelanjutan.
"... negara ini karus kompetitif. Sektor budaya harus dapat dimanfaatkan sebagai potensi bisnis yang menciptakan win-win solution bagi investor dan perusahaan," katanya.
Dukungan pemerintah Yordania, dinilai akan dapat mendorong terciptanya nuansa inovasi bagi kalangan anak muda.