REPUBLIKA.CO.ID, BASHKORTOSTAN--Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali berkomentar soal sekolah teologi Islam. Ia berharap sekolah itu mengajarkan pendidikan Islam moderat.
"Jika tantangan saat ini mau ditangani secara efektif, maka otoritas tertinggi ulama Rusia dan sekolah teologi Islam harus dipertahankan," kata dia seperti dilansir The Voice of Rusia, Kamis (24/10).
Putin mengungkap diantara tugas yang paling penting adalah menjadikan sekolah teologi Islam yang menjamin kedaulatan ruang keagamaan di Rusia. "Yang dapat saya katakan, Rusia tidak akan pernah terlibat dalam ketegangan antara Barat dan dunia Islam. Rusia tidak pernah tertarik soal itu," kata dia.
Menurut Putin, kehadiran Rusia di Timur Tengah dan dunia Islam ingin menjalin persahabatan yang lebih erat. "Kita harus lebih aktif mengungkap hal berbahaya, termasuk informasi dan opini publik yang bertujuan memanipulasi," kata dia.
Belum lama ini, Pemerintah Rusia memutuskan membuka program studi Islam. Kebijakan ini dimaksudkan agar Muslim Rusia tidak perlu belajar studi Islam di luar negeri.
Wakil Kepala Direktorat Spiritual Islam Rusia, Dami Gizatulis mengungkap program studi itu dapat ditempuh selama tiga atau lima tahun. Nantinya, dalam pendidikan itu akan disisipkan materi pendidikan yang menghargai perbedaan dan prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai.
"Ini merupakan wujud dari mimpi lama kami," katanya.
Meski, banyak kalangan menilai dibukanya program studi Islam di Rusia lebih dikarenakan kekhawatiran Kremlin terhadap inflintrasi pendidikan terorisme yang diperoleh Muslim Rusia ketika belajar di luar negeri.
Sementara, kalangan di Rusia menyebut usaha itu merupakan langkah yang perlu diapresiasi.