Selasa 15 Oct 2013 21:50 WIB

MUI: Kurban Melunturkan Egoisme

Rep: Amri Amrullah/ Red: Citra Listya Rini
Hewan kurban
Foto: You Tube
Hewan kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta umat Islam Indonesia dari kalangan ekonomi menengah tidak pelit melakukan kurban.

Menurut Wakil Sekjen MUI, KH. Tengku Zulkarnaen, karena kurban dapat menjadi solusi ketamakan dan egoisme yang merupakan penyakit yang sedang menjangkiti kalangan berpunya di Indonesia saat ini.

"Saat ini kampanye berkurban bukan main gencarnya, akan tetapi peningkatan umat yang ingin berkurban tidak sebanding dengan pertambahan kemampuan ekonomi kelas menengah umat Islam," katanya kepada Republika, Selasa (15/10).

Ia menilai, dengan bertambahnya ekonomi kelas menengah saat ini, berkembang pula penyakit materialisme dan cinta harta. Sifat koruptif yang tamak, materialisme dan cinta harta ini semakin menggrogoti kalangan  umat Islam di Indonesia, dan semakin terlihat ketika banyaknya pejabat yang tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena korupsi.

Selain itu, kata dia, ada fenomena yang mulai terbalik dikala sebagian umat Islam yang mampu berkurban, akan tetapi lebih memilih menjadi seperti orang miskin. Mereka enggan berkurban atau berkurban hanya segelintir dari kemampuan finansialnya.

Di sisi lain, beberapa dhuafa dan fakir miskin yang seharusnya menerima daging kurban malah berjuang keras menabung dan menyisihkan uang mereka untuk berkurban.

Menurut dia, banyak umat Islam yang mampu saat ini mengalami lemah iman karena ketamakan dan egoisme. Akibatnya kurban dan ibadah-ibadah lain hanya ritual dan tidak berdampak pada sisi spiritualnya.

Padahal, kata dia, Nabi Ibrahim telah mengajarkan kepada umat setelahnya, bagaimana ia melunturkan egoisme dan kecintaannya pada kesenangan dunia dengan perintah penyembelihan dari Allah SWT.

"Inilah salah satu makna dan pesan penting, bahwa kurban melunturkan egoisme, ketamakan dan kecintaan pada harta. Sehingga mereka yang tidak berpunya dan tetap berkurban, kualitas mereka jauh lebih baik daripada yang kaya tapi enggan dan pelit dalam berkurban," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement