REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dinas Pertanian Kota Malang memastikan hewan kurban yang diperdagangkan di daerah itu bebas dari berbagai penyakit yang membahayakan, termasuk antrax. Kepala Dinas Pertanian Kota Malang Sapto P Santoso di Malang, Sabtu (12/10), mengatakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan di sejumlah lokasi.
"Kami akan melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara intensif, baik sebelum maupun sesudah penyembelihan. Pemeriksaan dimulai 11-14 Oktober (sebelum penyembelihan) di 100 lokasi hingga H+3 Idul Adha," katanya.
Ia mengatakan dalam pemeriksaan dan pengawasan tersebut melibatkan 60 petugas termasuk dokter. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan detail agar tidak sampai merugikan konsumen. Pemeriksaan hewan kurban, baik kambing maupun sapi oleh tim tersebut di antaranya meliputi kebersihan telinga hewan, bulu dan kulit, hidung serta gigi.
Jika dalam pemeriksaan ditemukan hewan kurban yang tidak sehat (berpenyakit), tegas Sapto, pihaknya hanya memberikan imbauan agar dipisahkan dari hewan yang sehat, bahkan tidak dijual. Apalagi, masalah hewan kurban ini juga sudah ada surat edaran dari wali kota.
Selain mengimbau agar hewan kurban yang sakit tidak dijual, dalam surat edaran wali kota tersebut juga disebutkan bahwa pedagang maupun panitia Idul Adha wajib melapor ke Pemkot Malang untuk dilakukan inventarisasi.
Menyinggung penyakit yang sering ditemukan pada hewan kurban di daearh itu, Sapto mengatakan, pada pemeriksaan postmortem (setelah penyembelihan), biasa nya banyak ditemukan cacing hati di sapi. Namun, untuk penyakit berbahaya sampai saat ini belum pernah ditemukan. "Kami ingin memastikan hewan kurban yang disembelih itu layak dikonsumsi dan tidak mengandung penyakit," katanya.