REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Seorang penghafal Alquran (hafiz) harus bermanfaat secara sosial. Seorang yang mengerti dan faham ayat-ayat Allah dipastikan menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Fahmi Salim mengungkapkan tadabbur seorang penghafal Alquran akan menghasilkan kesalehan sosial.
"Mereka (hafiz) mampu membentuk insan, keluarga dan akhirnya masyarakat yang saleh," ujar Fahmi dalam Konferensi Tahfiz Qur’an Internasional di Pondok Pesantren Darul Quran, Tangerang, Banten.
Fahmi menyebut kondisi umat Islam saat ini semakin terpuruk karena jauh dari Alquran. Kebenaran wahyu di dalamnya tidak diimplementasikan dalam laku kehidupan sehari-hari. Sebab itu, ujar Fahmi, diperlukan upaya keras agar umat Islam kembali pada ajaran mulia yang terdapat di dalam Alquran.
Umat Islam memiliki sejarah yang panjang dalam membentuk peradaban. Fahmi menjabarkan Alquran selalu menjadi inspirasi dan sumber nilai bagi kebangkitan umat. "Alquran itu aksara yang diam, dia baru bisa berbicara jika digerakkan oleh manusia yang menghapal dan mengamalkannya," ungkap Fahmi.
Tadabbur Alquran menjadi mutlak untuk mengintegrasikan dakwah, pengamalan, sistem hukum dan sosial umat. Tadabbur bsia dilakukan secara massif dan disisipkan di dalam halaqah tahfiz Alquran. "Tadabbur memudahkan proses penghafalan."
Fahmi mengimbau kegiatan menghapal Alquran tidak boleh dilihat sebagai kegiatan ritual individual semata. Dalam sejarah pergerakan Islam, justru mereka yang terlibat dalam jihad fi sabilillah adalah para penghafal Alquran.