REPUBLIKA.CO.ID, WUZHONG -- Pemerintah Cina menggandeng ulama dan imam masjid di Wuzhong, Ningzia Hui, untuk melakukan sosialisasi program keluarga berencana (KB). Kerja sama ini dilakukan guna menekan jumlah penduduk di Cina.
"Masjid memainkan peranan penting dalam hal ini. Tentunya, kami harapkan para imam dan ulama bisa membantu umat Islam menjalankan program keluarga berencana," kata Gou Qingming, Deputi Direktur, Asosiasi Keluarga Berencana, seperti dilansir China Daily, Ahad (16/9).
Kerja sama ini bukanlah kali pertama terjalin. Sekitar satu setengah dekade lalu, asosiasi juga menggandeng para ulama dan imam masjid guna sosialisasi masalah yang sama.
Hasilnya, sosialisasi berjalan efektif. Persentasi perhatian umat Islam terhadap program keluarga berencana meningkat dari semula 43 persen di tahun 1999 menjadi 97 persen tahun 2011.
Dalam sosialisasi yang dilakukan, setiap keluarga Muslim mendapat pemeriksaan kesehatan, konsultasi dan perencanaan keluarga gratis. Ini termasuk pula pemeriksaan kanker payudara. Semua kegiatan itu terpusat di masjid.
Untuk tahun ini, ulama perempuan menjadi ujung tombak dalam sosialisasi. Mereka akan didampingi ulama dan imam dengan harapan sosialisasi program keluarga berencana berjalan efektif.
"Memang ini masalah sensitif. Tapi kami tentu menginginkan solusi, dimana perempuan merasa terjaga privasinya," kata Wan Xiuyan, seorang ulama perempuan.
Kesuksesan di masa lalu, memunculkan optimisme besar pemerintah Cina sebelum menyasar wilayah lain berpenduduk Muslim, seperti Shaanxi, Gansu, Qinghai dan Xianjiang.
Di daerah rawan konflik seperti Uighur, pemerintah pun menaruh harapan besar pada peranan ulama dan imam.