Selasa 10 Sep 2013 15:35 WIB

'Agama Seharusnya Tidak Jadi Pemicu Konflik'

Rep: Agung Sasongko/ Red: Fernan Rahadi
Dialog antaragama diperlukan untuk mencapai saling pengertian.
Foto: wordpress.com
Dialog antaragama diperlukan untuk mencapai saling pengertian.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Masalah agama seharusnya tidak menjadi pemicu konflik karena ada dasarnya agama mengajarkan toleransi dan kebersamaan. Inilah yang disampaikan Highness Nawab Mohammed Abdul Ali Azimzah, Pangeran Chennai, India kepada mahasiswa di Bangkok, Selasa (10/9).

"Saat ini, agama telah dipaksa menjadi alat pemecah belah. Ironisnya, solusi yang ditawarkan peluru dan darah bukan dialog," katanya seperti dikutip The Bangkok Post.

Azimizah mengungkapkan Islam mengajarkan sikap toleransi dan harmonisasi antar umat beragama. Terkait soal teroris, itu bukanlah wajah Islam sesungguhnya.

Itu sebabnya, perlu ada keterbukaan pikiran. Ini bisa dimulai melalui dialog. Pendidikan juga menjadi kunci lain. "Hanya dialog dan pendidikan yang akan melahirkan harmonisasi," katanya.

Mantan Sekjen Asean, Surin Pitsuwan menilai dunia kini menjadi lebih beragam. Setiap agama, tak hanya Islam merasakan tantangan yang sama. Masalah ini membutuhkan satu kenyamanan dalam proses identitas dalam masyarakat. "Jadi, masing-masing perlu merasa aman dan nyaman. Yang selanjutnya berkembang menjadi harmonisasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement