Senin 09 Sep 2013 20:58 WIB

Muslim Inggris "Gerah" dengan Aksi EDL

Rep: Agung Sasongko/ Red: Mansyur Faqih
Populasi muslim Inggris terus mengalami peningkatan yang pesat. Diperkirakan pada 2030 mendatang, populasinya bisa mencapai 5,5 juta orang
Populasi muslim Inggris terus mengalami peningkatan yang pesat. Diperkirakan pada 2030 mendatang, populasinya bisa mencapai 5,5 juta orang

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komunitas Muslim Inggris menyayangkan setiap aksi Liga Pertahanan Inggris (EDL) yang hanya merusak harmonisasi keberagaman. Padahal harmonisasi ini tengah dibangun umat Islam dengan harapan mempermulus proses integrasi.

"Kami hanya ingin hidup normal," keluh Wali Kota Tower Hamlet, Lutfur Rahman seperti dilansir The Guardian, Senin (9/9).

Komentar Lutfur ini merupakan respon dari aksi EDL ketika menggelar aksi protes Sabtu kemarin. EDL menuduh kota Tower Hamlet simbol pemaksaan pemberlakuan aturan syariah. Aksi itu pun berakhir rusuh, dan ratusan anggota EDL ditangkap kepolisian setempat.

Direktur Eksekutif Masjid London Timur, Shaynul Khan menilai aksi demonstrasi EDL tak lebih sebagai sarana menyebarkan kebencian. "Ini bukan teman yang tepat bagi sebuah aksi demonstrasi kata dia," kata dia.

Menurutnya, akibat ulah EDL ini kebanyak Muslim merasa kehilangan haknya untuk hidup normal. "Mereka membuat kami tidak nyaman," kata dia.

Weyman Bennet, kordinator Unite Against Racisme, menilai tidak ada yang berubah dari Tower Hamlet. Komunitas Muslim telah menetap di sana sejak dulu. Selama itu pula, harmonisasi keberagaman terjaga dengan baik.

"Sementara EDL hanya menginginkan gangguan terhadap Muslim, sama seperti mereka mengganggu komunitas Yahudi," kata dia.

EDL mulai dikenal publik Inggris sejak 2009. Mereka begitu aktif mengkampanyekan pengusiran komunitas Muslim di Inggris. Isu imigrasi kemudian dijadikan senjata kelompok ini guna memprotes keberadaan Muslim. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement