REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
"Saya senang menjadi Muslim di Australia . Saya sangat menikmati berada di Brisbane. Tidak ada pengalaman negatif disini," ujar Mahmood, seorang muslim yang tinggal di Kota Brisbane, Australia sejak tahun 1995.
Senada, pasangan muslimin Rubana dan Ismail pun merasakan hidup nyaman di kota terpadat ketiga Australia itu. Bersama dua anaknya, Ruhee dan Nooree, mereka telah tinggal disana selama 14 tahun. Rubana bahkan aktif dalam forum lintas agama.
Mereka hanyalah beberapa contoh dari muslimin Brisbane yang jumlahnya sekitar 20 ribu orang. Angka yang sangat kecil dibanding total populasi kota yang lebih dari 2 juta jiwa. Adapun total muslim Australia sekitar 280 ribu atau sekitar 1,5 persen dari total populasi negara. Sepertiga jumlah tersebut lahir di Australia. Sisanya berasal dari lebih 60 negara yang beragam.
Muslimin Brisbane terkonsentrasi di bagian selatan kota. Di kawasan tersebut sedikitnya terdapat delapan masjid dan tiga sekolah muslim. Muslimin di ibu kota negara bagian Queensland tersebut memang hidup dengan nyaman. Fasilitas ibadah tersedia.
Pendidikan agama juga ditawarkan banyak lembaga. Pangan halal termasuk daging halal pun sangat mudah ditemukan. Bahkan supermarket menjual pangan halal dengan tanda label, sehingga muslimin Brisbane tak prnah kesulitan menemukannya.
Pasca insiden bom 9/11 di gedung WTS AS, muslimin Brisbane memang seringkali mendapat perlakuan tak pantas. Mereka dituding teroris hingga tak sedikit yang dilecehkan. Bahkan isu agama pun seringkali mencuat. Gosip tentang pangan halal misalnya. Muslimin Brisbane sempat merasa kesulitn karena pangan halal dianggap mendanai aksi terorisme.
Kendati demikian, pihak pemerintah dan aparat tak tinggal diam. Meski minoritas, muslimin mendapat hal yang sama sebagai warga negara. Akibat isu tersebut, Dewan Kota Brisbane pun mengkampanyekan keragaman Australia. Mereka bahkan menerbitkan booklet yang meluruskan pandangan tentang Islam. Pun dengan aparat keamanan. Muslimin menjalin hubungan baik dengan kepolisian. Bahkan komisaris polisi Queensland pernah menyebut kawasannya, khususnya Brisbane, layak menjadi model kota integritas muslim ke dalam masyarakat Australia.
Presiden Dewan Islam Queensland, Muhammad Yusuf menuturkan, muslimin Brisbane memang telah mengintegrasikan ke dalam masyarakat umu Australia. Muslimin Brisbane dan Queensland secara umum lebih toleran terhadap orang lain. "Indikator terbaik dari kekuatan integrasi masyarakat di Brisbane dapat diketahui dari ucapan Sersan Polisi Queensland, Jim Bellos bahwa tak pernah muncul masalah di Brisbane saat malam hari," kutip berita jac.
Muslimin pertama kali datang ke Brisbane seiring dengan sejarah Islam di Australia. Di awal abad kesembilan, banyak muslimin terutama dari Indonesia yang berkunjung ke Australia untuk mencari teripang. Sejak itu kontak dengan Islam sebenarnya mulai terjalin. Namun baru di tahun 1800an, banyak muslimin dari Timur Tengah yang melakukan perdagangan hinga Australia.
Mereka kemudian menetap dan tinggal di kota-kota di Australia. Mereka membentuk komunitas, kemudian berkeluarga dan menghasilkan keturunan muslim. Komunitas itu pun makin eksis dengan mendirikan masjid diantara mereka. Pun di Brisbane, mereka tingga dan membentuk komunitas di kota metropolitan itu. Masjid yan dibangun pertama kali di Brisbane yakni pada tahun 1908 di Holland Park. Bangunan itu direnovasi pada tahun 1970.
Imam pertama Brsibane, Abdul Rane Haji Rane, merupakan cucu dari pendiri masjid pertama di tengah kounitas muslim Holland Park. Dari titik itulah, komnitas muslimi berkembang ke kawasan kota yang lain seperti di West End dan Lutwyche. San iam, Haji Rane, hingga kini masih brperan memimpin muslimin Brisbane. Ia lah yan menyeruan pengamalan sosial masyarakat agar muslimin sebaai etnis minoritas dihargai dan diakui keberadaannya. Ia juga memandu dakwah muslimi agar ajaran Islam dapat tersebar dengan baik.
Selain masjid Holland Park, ada pula msjid yang menjadi pusat aktivitas muslim Brisbane, yakni asjid Kuraby. Dibangun sejak tahun 1990, masjid tersebut menjadi lokasi pusat komunitas muslim Brisbane. Terdapat pula madrasah untuk anak-anak muslimin disana.
Secara umum, masjid-masjid di Brisbane memang menjadi lokasi pusat dakwah Islam. Disanalah para pemuda berkumpul mempelajari Islam dan metode dakwah yang baik. Berkat keberhasilan dakwah mereka, komunitas muslim Brisbane pun bertambah. Tak sedikit jumlah mualaf yang bergabung degan mereka.
Dakwah Menggeliat
Muslimin Brisbane memiliki cukup banyak organisasi keislaman. Bukan hanya sebagai organisasi pembelajaran Islam, namun juga bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Hampir di setiap wilayah kota pun memiliki organisasi tersendiri.
Beberapa organisasi Islam di Brisbane yaitu Asosiasi Muslimah Queensland, Akedemi Islam Darul Ulum, Asosiasi Islam Kuraby, Lembaga Islam Queensland, Masyarakat Musim Bald Hills, Masyarakat Muslim Darra, Masyarakat Muslim Holand Park, Masyarakat Muslim Lutwyche, Asosiasi Islam West End, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak organisasi di Brisbane tersebut, terdapat satu organisasi yang menyatukan muslim di seluruh kota metropolitan itu. UMB (United Muslims of Brisbane), sebuah organisasi non profit yang didedikasikan untuk menyajikan dan menyampaikan Islam dengan cara yang tepat untuk Non Muslim maupun Muslim. Inilah organisasi yang berada di garis terdepan dalam mendidik Islam kepada para pemuda untuk kemudian menjadi para juru dakwah.
"Tujuan utama kami adalah untuk menyampaikan indahnya Islam kepada masyarakat, dan untuk menghilangkan segala persepsi negatif atau stereotip negatif media," ujar Presiden UMB, Imam Jihad Saleh.
Bukan di dalam masjid berbentuk pengajian bersama saja, mereka yang bergabung dlam UMB bahkan berdakwah di jalan-jalan hinga pasar. Seringkali dijumpai sebuah stand di tengah hiruk pikik pasar. Seorang pemuda menjaga stand dan siap menjawab pertanyaan masyarakat mengenai Islam. Inilah upaya mereka untuk meluruskan pandangan masyarakat mengenai Islam secara benar.