Kamis 22 Aug 2013 13:37 WIB

Qurah Pemondokan Haji 27 Agustus 2013

Rep: amri amrullah/ Red: Damanhuri Zuhri
pemondokan haji di Sektor I wilayah Mahbas Jin Daerah Kerja Makkah
Foto: Heri Ruslan/Republika
pemondokan haji di Sektor I wilayah Mahbas Jin Daerah Kerja Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Persiapan pelaksanaan haji 2013 terus dikebut. Salah satunya adalah pemondokan haji. Pada 27 Agustus 2013, pemerintah berencana mengadakan qurah atau pengundian. Ini untuk menentukan lokasi pemondokan bagi jamaah.

Menurut Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Anggito Abimanyu, qurah bersamaan dengan rapat kerja penyelenggaraan ibadah haji. Ia menambahkan, jarak pemondokan dari Masjidil Haram tak lebih dari 2,5 km.

“Kita upayakan jarak terjauh adalah 2,5 km, sama seperti tahun lalu,” kata Anggito, Ahad (18/8). Ia juga meyakinkan, harga, kualitas, dan lingkungan di sekitar pemondokan lebih baik. Ia menambahkan, setelah ada pemangkasan kuota haji, ada revisi kontrak pemondokan.

Ada beberapa pemilik pemondokan enggan merivisinya. Baru sekitar 75 persen dari keseluruhan kontrak pemondokan berhasil diperbarui. Anggito menargetkan, paling tidak 80 persen selesai sebelum jamaah diberangkatkan pada September ini.

Direktur Pelayanan Haji Sri Ilham Lubis mengatakan, qurah dan raker di buka Menteri Agama Suryadharma Ali. Semua pihak yang berkepentingan, seperti DPR, Kedubes Arab Saudi, kepala kanwil, dan kepala bidang haji Kemenag seluruh Indonesia juga diundang.

Qurah didahului pertemuan seluruh kepala bidang haji. Mereka melaporkan persiapan-persiapan haji yang sudah dilakukan. Sedangkan, sosialisasi kebijakan haji berlangsung pada 26 Agustus 2013. Ia mengatakan, selain pemondokan, persiapan lainnya kini dirampungkan.

Di antaranya, persiapan transportasi, katering, dan pemantapan jadwal. Terkait persiapan tersebut, Kemenag akan memaparkan perkembangan terbaru kesiapan ini pada 26 Agustus. Menurut Sri, calon jamaah haji berangkat mulai 10 September dari semua embarkasi.

Gelombang pertama berangkat melalui delapan embarkasi. Yakni Aceh, Padang, Palembang, Solo, Balikpapan, Lombok, Banjarmasin, dan Makassar. Gelombang kedua di tiga embarkasi lain, yakni Surabaya, Jakarta, dan Batam.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Fidiansjah mengatakan, masker dan persediaan air merupakan bekal penting. Setiap jamaah, kata dia, memperoleh tiga lembar masker. “Jika butuh tambahan, kami akan memberikan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, masker penting untuk mencegah penularan virus korona. Apalagi, saat ini Arab Saudi sedang menghadapi virus tersebut dan belum ada obatnya. Ia meminta jamaah membiasakan diri memakai masker.

Tak hanya masker, untuk menghindari penularan virus korona, jamaah mesti berperilaku hidup sehat. Misalnya, selalu mencuci tangan dengan sabun. Air minum yang cukup, kata Fidiansjah, juga salah satu upaya kesehatan bagi jamaah.

Minum cairan 1,5 sampai dua liter sehari itu penting. Ia menuturkan, meski di Arab Saudi sedang musim dingin, tapi tetap akan menyebabkan dehidrasi. Penyebabnya, kelembapan udara yang berbeda antara Indonesia dengan Arab Saudi.

Di Indonesia, kelembapan udara berkisar antara 40-70 persen. Di Arab Saudi kelembaban udara hanya sebesar lima sampai 30 persen. Fidiansjah berharap agar jamaah juga dapat mempersiapkan cairan secukupnya maupun larutan oralit jika dibutuhkan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement