Jumat 12 Jul 2013 16:18 WIB

Din Syamsuddin Desak Muhammadiyah Terapkan Dakwah Kultural

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih
Din Syamsuddin
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penerapan dakwah kultural di kalangan warga Muhammadiyah mendesak untuk diterapkan. Hal itu terutama dalam menghadapi masyarakat baru yang semakin cepat berubah. Namun, dakwah kultural tersebut tidak boleh menghilangkan atau bertentangan dengan identitas atau prinsip akidah. "Dakwah kultural urgen untuk dilaksanakan," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Malang, Jumat (13/7). 

Din mengatakan, dakwah kultural adalah metode yang menggunakan pendekatan budaya. Juga harus melahirkan budaya baru yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Ia menegaskan, Islam tidak pernah membumihanguskan budaya masyarakat terdahulu. Kedatangannya pun selalu menyempurnakan dan memberi nilai-nilai tauhid pada budaya yang berkembang di masyarakat.

"Dalam tingkat tertentu, beberapa ajaran Islam, termasuk shalat, puasa dan haji, sebenarnya juga mengadopsi tradisi yang sudah pernah ada di Arab," ujarnya. 

Din melanjutkan, agama lain juga memiliki tradisi puasa. Tetapi puasa itu disempurnakan oleh Islam dengan sentuhan tauhid dan amalan sosial yang lebih bermakna. Karena itu, dakwah kultural harus dijadikan semacam strategi untuk menyebarkan nilai Islam sebenar-benarnya. 

Dalam sejarah Muhammadiyah, kata dia, KH Ahmad Dahlan melakukan dakwah secara frontal pada masa-masa awalnya. Dengan tegas, dia memberantas tahayul, bidah dan khurafat. Tetapi di sisi lain, Dahlan menunjukkan kearifannya dengan berpakaian adat Jawa walau sebenarnya mengenyam beberapa tahun studi di Makkah. "Ini contoh metode kultural yang tepat," kata Din.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement