REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) meminta negara-negara Eropa menerima Islam. Ini penting guna melawan sentimen anti-Islam sekaligus memperbaiki hubungan Eropa dengan dunia Islam.
"Islam harus disambut sebagai anggota keluarga di Eropa, bukan sebagai tamu," kata Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, seperti dikutip Kantor Berita Anadolu, Kamis (27/6).
Menurut Ihsanoglu, mengacuhkan Islam sama saja mengabaikan peranan umat Muslim dalam revolusi peradaban Barat. Sebabnya, negara-negara Eropa seharusnya tidak mendukung kebijakan yang mendorong diskriminasi terhadap Muslim.
"Jika Islam dan Muslim dipolitisasi, maka akan menjadi bumerang. Lihat saja, Norwegia, Prancis dan negara lain di Eropa," kata dia.
Ihsanoglu juga mengingatkan agar negara-negara Eropa menghindari penyalahgunaan istilah Islam yang diarahkan pada kesalahpahaman. Sebagai satu contoh saja, soal terorisme. "Mengapa anda menyebutnya jihad. Tentu, kita (umat Islam) mempertanyakan masalah ini," kata dia.
Menurut Ihsanoglu, umat Islam telah menjelaskan kepada masyarakat dunia apa yang membedakan Muslim dan teroris. Tidak ada makna jihad dalam Islam yang membenarkan membunuh atau menyakiti orang lain.
"Yang benar, jihad adalah perjuangan menghilangkan ketidakadilan, penindasan dan kejahatan," kata dia.