Rabu 19 Jun 2013 00:34 WIB

Islam Berhembus di Albania

Rep: Teguh Setiawan / Red: M Irwan Ariefyanto
Salah satu sudut kota di Albania
Foto: albanian.co
Salah satu sudut kota di Albania

REPUBLIKA.CO.ID,Dalam sebuah video berdurasi lima menit, seorang ulama berjanggut tebal, mengenakan jubah putih dan topi hitam berceramah di sebuah jalan di Tirana, Ibu Kota Albania. Jauh di belakangnya, sebuah masjid tanpa kubah dengan menara khas Turki berdiri megah.

Setelah sekian menit berceramah dalam bahasa Albania, serombongan anak berbagai usia berlarian ke arahnya. Ia memanggil salah satunya dan berdialog sejenak. Si penceramah meminta anak muda itu melantunkan salah satu ayat pendek dalam Alquran.

Tidak diketahui kepan video ini dibuat dan dipublikasikan lewat YouTube. Yang pasti, pembuat video ingin menyampaikan pesan betapa Islam—setelah lebih dua dekade sejak kejatuhan rezim ateis Enver Hoxha—telah sepenuhnya kembali ke Albania. Islam tidak hanya dianut generasi tua Albania, seperti ditulis banyak media Barat, tapi juga diajarkan ke generasi muda. Islam memperoleh kembali pijakannya di masyarakat Albania dan sedang menuju masa depannya.

Masjid Ethem Bey bukan lagi satu-satunya tempat ibadah bagi Muslim di Tirana karena puluhan lainnya tumbuh di sekujur ibu kota dalam dua dekade terakhir. Diperkirakan saat ini terdapat 500 masjid di seluruh Albania. Namun, jumlah itu masih terlalu kecil dibanding yang dihancurkan atau diubah menjadi gudang oleh rezim ateis sepanjang 1970-an, yang diperkirakan mencapai 1.200. Satu-satunya yang selamat dari penghancuran adalah Masjid Ethem Bey karena keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya yang luar biasa.

Hampir seluruh masjid yang muncul setelah 1990 atau sejak berakhirnya rezim ateis dibangun oleh organisasi-organisasi Islam dari Timur Tengah. Organisasi-organisasi itu juga membiayai perjalanan haji ratusan bahkan mungkin ribuan Muslim Albania, serta memberi beasiswa kepada generasi muda yang ingin belajar ke Arab dan negara-negara Islam lainnya.

Generasi pertama Muslim Albania yang belajar ke luar negeri, lebih tepatnya yang berangkat sepanjang paruh pertama 1990-an, kini menjadi ujung tombak pengajaran Islam di kalangan generasi muda. Mereka mengurus masjid, mengorganisasikan pengajian, menggelar zikir dan ritual-ritual lainnya, serta mengelola madrasah.

Pada 1924 dalam upaya mempertahankan Islam sebagai identitas nasional Albania, sejumlah ulama di Tirana mendirikan Albania’s Sunni Muslim Community (ASMC). Sebelum komunis berkuasa, ASMC mengelola banyak tanah wakaf, madrasah, dan aset-aset produktif untuk membiayai ratusan masjid, menghidupi para imam dan guru agama, serta menjamin kelangsungan pendidikan anak-anak Muslim Albania.

Hoxha membubarkan ASMC dan menasionalisasi semua asetnya. Pada 1991 ASMC muncul lagi dengan nama baru, Albanian Islam Community (AIC), dan menjadi satu-satunya organisasi Muslim Albania yang diakui pemerintah. Namun, pemerintah tidak segera melimpahkan aset ASMC yang disita rezim komunis ke AIC secepatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement