REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Propinsi Jawa Barat, Athoilah, mengaku tak ada langkah khusus dalam menghadapi kemungkinan pemotongan kuota haji Indonesia di tahun ini.
Namun, pihaknya mengaku siap menyosialisasikan segala kemungkinan kepada jamaah haji Senin (17/6) mendatang.
"Kemarin (Kamis), Kemenag sudah menggelar rapat dan koordinasi. Kemungkinan akan disosialisasikan pada Senin kepada para calon jamaah haji asal Jawa Barat," ujar Athoilah ketika dihubungi Republika.
Ia juga berharap, negosiasi Menteri Agama kepada Kerajaan Arab Saudi dapat berjalan lancar. "Kita berdoa saja mudah-mudahan negosiasi tersebut menemui jalan terang dan pemotongan kuota haji tidak terjadi," ujar dia.
Jika pun ada pemotongan kuota haji, sosialisasi dan penjelasan kepada calon jamaah haji akan terus dilakukan. "Sekitar 20 persen calon jamaah haji dari masing-masing kota tidak akan berangkat haji. Jadi misalnya dari 1.000 calon jamaah asal Jabar, hanya 800 orang yang berangkat," ujar dia.
Nantinya, ujar dia, calon jamaah haji yang terkena pemotongan kuota akan berangkat pada 2014 mendatang. Sampai Mei, calon jamaah haji asal Jabar sebanyak 37.366 orang.
Dalam berita sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Anggito Abimanyu meminta Kanwil Kemenag di masing-masing daerah menyampaikan formulasi pemotongan ini dengan transparan ke masyarakat.
Anggito menjelaskan, ada empat formulasi pemotongan. Pertama dari daftar kuota yang ada saat ini, pastikan jamaah yang tidak masuk pemotongan adalah mereka yang sudah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
Kedua, pastikan jamaah yang tidak masuk pemotongan adalah mereka yang belum pernah sama sekali menunaikan ibadah haji. Ketiga, pastikan jamaah haji yang sudah lanjut usia dengan kemampuan fisik terbatas atau dengan kursi roda, agar tidak masuk kuota jamaah haji 2013.
Dan keempat pastikan prioritas sesuai nomor urut bagi jamaah yang mendaftar paling awal hingga terbaru. "Dari daftar itulah baru dipotong 20 persen," katanya.
Terkait jika pemotongan tersebut memisahkan jamaah suami istri atau keluarga, Anggito menjelaskan, bila terpotong usahakan tidak tepisah. Namun, jika mereka terpisah, tawarkan solusi terbaik yakni diundur menjadi 2014 karena kondisi disana jauh lebih baik. Tetapi, bagi mereka yang terkena pemotongan jaminkan mereka tetap berangkat tahun depan.