REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI, CINA -- Direktur Jenderal Kantor Urusan Luar Negeri Daerah Otonomi Khusus Xinjiang-Uygur Muzakkir mengatakan muslim di Xinjiang dan Indonesia dapat saling belajar tentang banyak hal di berbagai bidang.
"Sebagai sesama muslim di mana pun kita tentunya bersaudara. Dan hubungan muslim Xinjiang dan Indonesia pun begitu, berjalan dengan baik," katanya, saat berbincang dengan Antara di Urumqi, Xinjiang, Cina, Selasa (4/6) malam.
Muzakkir melanjutkan, "bahkan kami akan belajar banyak dari umat muslim di Indonesia tentang banyak hal mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan komunitas muslim terbesar."
Ia mengemukakan kehidupan masyarakat muslim di Cina, khususnya di Xinjiang sangat dihormati dan dihargai oleh komunitas masyarakat lainnya di Cina.
"Kami dapat melakukan kegiatan sosial budaya kami dengan sangat nyaman di sini. Saya termasuk yang bahagia sebagai muslim yang tinggal di sini. Dan saya yakin kami muslim di Xinjiang dapat diterima dan bekerja sama baik dengan saudaranya sesama muslim di Indonesia," tuturnya.
Muzakkir mengatakan pihaknya telah beberapa kali mengunjungi Indonesia dan marasakan keramahan masyarakatnya, termasuk masyarakat muslim Indonesia. " Dari kesamaan sebagai wilayah dengan komunitas muslim terbesar, maka banyak pula peluang kerja sama yang dapat dilakukan," katanya.
Dari total 25 juta muslim di Negeri Panda sebanyak 9,5 juta diantaranya bermukim di Xinjiang. Sementara, dari 300 ribu masjid di China, 23 ribu di antaranya berada di Xinjiang.