REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Komunitas Muslim Italia membutuhkan pemimpin guna menghadapi tantangan ke depan. Selama ini, Muslim Italia terbagi berdasarkan asal negara masing-masing.
"Ada krisis kepemimpinan dan pengetahuan Islam," ungkap Abdel Latif Chalikandi, pengacara dan mediator budaya Masjid Roma, seperti dikutip The Washington Post, Rabu (29/5).
Menurut Chalikandi, Muslim Italia juga membutuhkan ulama dan cendikiawan yang akrab dengan hukum Islam dan norma-norma budaya Italia. Sejauh ini, pemerintah Italia telah bekerja keras mengasimilasi Muslim.
Pada tahun 2005 misalnya, Kementerian Dalam Negeri membentuk Dewan Islam Italia. Dewan ini didirikan dengan harapan dapat mendorong dialog antara pemerintah dan Muslim Italia.
Melalui dewan ini disiapkan satu mekanisme pengakuan secara hukum terhadap agama Islam. Kelak ketika sudah diakui, umat Islam akan mendapatkan dana dari pajak guna memenuhi kebutuhan mereka akan sarana dan prasarana dakwah.
"Italia ingin mengenal Islam. Namun, para pemimpin komunitas Muslim selalu berbeda pendapat sehingga gagal menandatangai kesepakatan itu dengan pemerintah," kata Chalikandi.
Sejauh ini, Dewan Islam Italia belum bisa menjalankan tugasnya dengan optimal. Akantetapi, telah dicapai kata sepakat antar organisasi Islam Italia untuk menyatukan visi dan misi Muslim Italia ke depan. "Kami terus belajar. Sebelum nantinya akan lahir generasi kedua dan ketiga," katanya menambahkan.