REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, mendorong dai dan daiyah untuk terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam berdakwah.
Improvisasi diri dan penggalian materi dakwah yang lebih dalam akan menjadikan dai dan daiyah dapat menyampaikan ajaran Islam dengan baik.
Dorongan ini disampaikan kiai Said dalam pembukaan Pelatihan Kader Dai (PKD) angkatan ketiga yang digelar Lembaga Dakwah PBNU, Senin (13/3), yang mengambil tema 'Mencetak Dai yang Toleran.'
"Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan membawa misi perbaikan. Demikian juga dai, harus bisa menjalankan misi itu dalam setiap dakwah yang disampaikannya," kata Kiai Said.
Untuk bisa menjalankan misi perbaikan, Kiai Said menjelaskan, seorang dai dan daiyah hendaknya tidak hanya berpegang pada Alquran dan Hadist sebagai referensi materi dakwah.
Mengutip kitab Ar Risalah karya Imam Syafii, untuk bisa membahami Islam dengan baik harus juga memahami ijma' dan qiyas yang merupakan hasil pemikiran para ulama.
"Akal, yaitu pemikiran para ulama dalam bentuk ijma' dan qiyas dibutuhkan karena Islam tidak bisa dipahami hanya secara tekstual, tapi juga harus secara rasional," kata kiai Said menegaskan.
Ketua LDNU KH Zaky Mubarok, mengatakan PKD angkatan ketiga dilaksanakan dengan mengambil tema 'Mencetak Da'i yang Toleran', dimaksudkan untuk menjadikan dai dan daiyah bisa berdakwah layaknya Nabi Muhammad SAW.
"Dai dan daiyah harus bisa melakukan pencerahan dengan kalimat-kalimat yang santun, seperti yang sudah dicontohkan oleh junjungan kita, Rasulullah saw," ujar Kiai Zaki.
PKD angkatan ketiga dilaksanakan dengan peserta sebanyak 90 orang, yang berasal dari pengurus NU hingga tingkat ranting se-DKI Jakarta dan masyarakat umum dengan latar belakang pekerjaan bervariasi. PKD angkatan kesatu dan dua sudah meluluskan da'i dan da'iyah berjumlah lebih dari 200 orang.