REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kunci penyelesaian masalah antara pengembang dan pengelola masjid al-Futuwwah adalah komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik akan timbul saling pengertian.
Setiap pihak, Sekretaris Bidang Dakwah dan Kajian Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ahmad Yani menilai, akan menemukan solusi terbaik. "Bukan main pagar memagar," kata dia kepada Republika, di Jakarta, Sabtu (11/5).
Sudah dua bulan terakhir Masjid al-Futuwwah serta Pesantren dan Panti Asuhan Yatim di Cipete Utara itu terisolasi karena area sekitar mereka ditembok beton oleh pemilik lahan, PT FIM Jasa Eka Tama. Pagar tersebut hanya menyisakan lorong jalan sempit selebar 1,5 meter untuk masuk dan keluar masjid.
Pihak DMI DKI, kata Ahmad, akan mendatangi lokasi sengketa dan mencari titik temu persoalan. "Secepatnya, beberapa hari ini, DMI DKI akan ke lokasi," ujar dia.