Ahad 05 May 2013 22:50 WIB

Bayt Alquran, Koleksi Mushaf Nusantara (Bagian-1)

Siswa SD mencatat mushaf Alquran yang dipamerkan dalam Festival Mushaf Alquran di Bayt Alquran, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (26/7). Menurut guru, kegiatan siswa SD ini ditujukan untuk mengenalkan anak pada tafsir Alquran sejak dini d
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Siswa SD mencatat mushaf Alquran yang dipamerkan dalam Festival Mushaf Alquran di Bayt Alquran, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (26/7). Menurut guru, kegiatan siswa SD ini ditujukan untuk mengenalkan anak pada tafsir Alquran sejak dini d

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Nashih Nashrullah

Di dalamnya, tak kurang dari 10 ribu benda seni yang bisa dinikmati pengunjung maupun untuk kepentingan riset.

Salah satu lokasi wisata edukatif yang patut dikunjungi Muslim Tanah Air ialah Bayt Alquran. Bayt, yang dalam bahasa Arab bermakna rumah tersebut, pada dasarnya berfungsi sebagai museum yang menyimpan koleksi sejumlah mushaf yang berhasil dihimpun sejak Islam berkembang di bumi pertiwi.

Tak hanya terbatas pada penyimpanan Alquran, Bayt Alquran yang berlokasi di sebelah kanan pintu masuk kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu, juga menyimpan tradisi yang berkaitan dengan penulisan, pengajaran, serta penyebarluasan Alquran di Bumi Pertiwi.

Seperti dinukilklan dari Ensklopedi Oxford Dunia Islam Modern, ukuran bangunan maupun jumlah koleksi lembaga yang diresmikan almarhum mantan Presiden Soeharto pada 1997 tepat bersamaan dengan ulang tahun TMII ke-22 itu disebut-sebut jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga serupa di Bahrain, Mesir, dan Turki. Di waktu yang sama, diresmikan pula Museum Istiqlal.

Dalam sejarah, berdirinya Bayt Alquran memang tak terlepas dari sejarah Museum Istiqlal. Kedua lembaga itu memang merupakan rancangan budaya yang terkait dengan suksesnya pelaksanaan Festival Istiqlal I (1991) dan Festival Istiqlal II (1995) di Jakarta.

Gagasannya sendiri berawal ketika pada 5 Juli 1994, menteri agama pada era itu, H Tarmizi Taher mendampingi Soeharto menerima mushaf Alquran berukuran jumbo (2 x 1,5 m), hasil tulisan tangan dari Pesantren Al Asy'ariyah Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah, Asuhan KH Muntoha.

Gagasan awalnya adalah menghimpun seluruh mushaf Alquran yang ada di Tanah Air dari usianya yang telah mencapai ratusan tahun hingga yang baru saja berhasil diselesaikan. Termasuk di dalamnya Mushaf Istiqlal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement