Selasa 12 Mar 2013 18:13 WIB

Begini Sikap Muslim Denmark Soal Tindakan Islamofobia

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Penulis dan tokoh anti-Islam Denmark, Lars Hedegaard, diserang kelompok tak dikenal. Serangan itu memicu rasa simpati dari kalangan Muslim.

Qaiser Najeeb, salah seorang Muslim Denmark, menilai umat Islam harus lebih bijak dalam memandang kebebasan berbicara. Selama ini, umat Islam lebih banyak bersikap emosional dan agresif ketika ada pihak yang melecehkan umat Islam.

"Ini harus berubah," kata dia seperti dikutip The New York Times, Selasa (12/3).

Najeeb, yang merupakan imigran asal Afganistan, menilai apa yang dilakukan Hedegaard merupakan bagian dari hak kebebasan berbicara. Namun, bukan berarti umat Islam tidak membela pandangannya. 

 

Secara terpisah, ormas Islam Denmark memandang serangan itu sebagai tindakan keji. The Minhaj ul Quran Internasional bahkan menggelar aksi unjuk rasa guna mendukung Hedegaard. Ormas Islam sendiri akhirnya membentuk Komite khusus untuk menangani masalah kebebasan berbicara.

Komite itu bertugas menyiapkan satu kampanye yang disesuaikan dengan konteks permasalahan. Seperti misalnya, satu kampanye disiapkan untuk menghadapi kartun yang melecehkan Nabi Muhammad SAW. Kampanye itu berupa sosialisasi keteladanan Rasulullah.  

Menteri Integrasi dan Urusan Sosial Denmark, Karen Haekkerup menilai apa yang diusahakan komunitas Muslim merupakan pertanda baik. Mereka menunjukan upayanya untuk memuluskan rencana integrasi Muslim ke dalam masyarakat Denmark. "Ini sangat baik," kata dia.

Imran Shah, Kepala Masyarakat Islam Kopenhagen, mengatakan umat Islam harus lebih aktif dalam meluruskan stereotif yang keliru. 

"Kami tahu, banyak pihak yang menyudutkan kami. Jelas ini tidak bisa diterima, kami harus bekerja keras untuk itu," kata Shah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement