REPUBLIKA.CO.ID, Maka berdirilah Masjid Muslim Kobe pada tahun 1935 dan menjadi masjid pertama yang berdiri di Jepang. Saat pembukaan masjid, Presiden Turko-Muslim Tartar dari Timur Tengah, Ayas Shaky Bey pun ikut hadir.
"Saat ini ketika kondisi politik di negara-negara Muslim agak tegang, ketika seluruh dunia menempatkan agama sebagai urusan sekunder, ketika Rusia membuat kebijakan fundamental atas dasar prinsip-prinsip ateisme dan anti-agama pada umumnya, umat Islam di sini diberi keselamatan karena telah dibangun masjid sejarah pertama," ujar Bey dikutip dari Fountain Magazine versi online.
Dengan berdirinya masjid, maka makin gencarlah syiar Islam di Kobe. Tak sedikit warga setempat yang kemudian memeluk agama Islam. Bertambahlah jumlah muslimin, walaupun tak siginifikan, di Kobe hingga kini.
"Masjid dianggap sebagai simbol keberadaan komunitas Muslim, atau pertemuan umat Islam. Hal ini jelas bahwa masyarakat Muslim yang minoritas baik di Kobe dan di Tokyo," ujar Nouh.
Tak terdata jelas berapa jumlah muslimin di kota berpenduduk 1,5 juta jiwa tersebut. Bahkan untuk jumlah keseluruhan di Jepang pun, tak ada data yang akurat. Beberapa sumber menyebut muslim Jepang berjumlah satu banding 10 ribu penduduk Jepang.
Sumber lain menyebut Muslim di Jepang mencapai 70 ribu dengan 90 persennya merupakan imigran. Adapun PEW Research menyebutkan jumlah muslim di Jepang mencapai 183 ribu.
Terlepas dari simpang siur kabar jumlah, muslimin amat eksis di Kota Kobe. Mereka tergabung dalam sebuah Asosiasi Muslim Jepang Kobe atau Kobe Muslim association of Japan (KMAJ) dengan Masjid Muslim Kobe sebagai pusat segala aktivitas mereka.
Tak hanya beribadah, mereka juga mengkaji ilmu Islam disana. Anak-anak kaum muslimin juga belajar membaca al-Qur'an dan Bahasa Arab di kelas-kelas yang dibangun di sebelah masjid. Para muallaf pun mendapat bimbingan di masjid tersebut.