Rabu 13 Feb 2013 11:20 WIB

Aleksandria Permata Mediterania (4-habis)

Rep: fenny melisa/ Red: Heri Ruslan
Sudut Kota Alexandria, Mesir
Foto: tripadvisor.com
Sudut Kota Alexandria, Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Tinggal di Funduq

Rumah peristirahatan khusus yang disebut funduq dibangun untuk para pedagang yang singgah di kota pelabuhan Aleksandria, terutama mereka yang datang dari Eropa. Sementara, para pedagang Muslim bebas untuk menentukan tempat bermukim  di mana pun di Aleksandria. Funduq dibangun di sekitar halaman tengah gudang agar mempermudah transaksi bisnis dan pemindahan barang dagangan.

Beberapa negara yang berdagang mendapatkan hak istimewa atas funduq. Venesia, misalnya, pada funduqnya terdapat sebuah gereja, pemandian, dan diperbolehkan membawa roti, keju, dan barang-barang lainnya bebas pajak. Salah seorang pedagang Venesia Benjamin dari Tudela Spanyol mengungkapkan, pedagang dari 28 negara Eropa pernah singgah di Aleksandria pada 1170 M, termasuk negara yang berada di luar Mediterania, seperti Denmark, Irlandia, Norwegia, Skotlandia, dan Inggris.

Aleksandria pada abad pertengahan menjadi titik pertemuan antara kepercayaan, budaya, dan perdagangan. Pendeta abad ke-12 M Guillaume dan sejarawan Tirus menulis, orang-orang dari Timur dan orang-orang dari Barat bertemu di kota ini. “Aleksandria seperti pasar besar dari dua dunia,” tulis mereka.

Namun, Perang Salib tidak hanya menghancurkan hubungan antaragama. Akibat perang tersebut, Paus memberlakukan embargo total perdagangan dengan Muslim. Akibatnya, pengunjung asing yang pergi ke Kota Aleksandria di bawah pengawasan ketat. Non-Muslim dilarang untuk memasuki pelabuhan barat dan beberapa pasar di Kota Aleksandria yang membatasi kewarganegaraan atau etnis para pedagang. Pada saat Perang Salib, Sultan Salahuddin al-Ayyubi melarang pedagang non-Muslim memasuki Mesir, begitu juga sebaliknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement