Jumat 08 Feb 2013 23:06 WIB

Lazis Ar-Rahman Dorong Kemandirian Santri

Santri di pesantren
Foto: Arief Priyoko/Antara
Santri di pesantren

REPUBLIKA.CO.ID,-- Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) Ar-Rahman mendorong lahirnya santri mandiri. Caranya, dengan memberikan modal bagi para santri Ar-Rahman Quranic College Megamendung, Bogor mengelola sumber daya alam berupa ternak sapi dan ternak berbagai jenis ikan.

''Tugas Lazis tidak hanya mengumpulkan infak serta sedekah jamaah. Lebih dari itu, dapat melakukan hal yang lebih dari sekadar menerima dan menyalurkan amanah umat,'' jelas Deny, wakil ketua Lazis Ar-Rahman di Bogor belum lama ini.

Menurut Deny, Lazis harus mampu mendorong umat yang berlatar belakang umum ataupun dari santri untuk dapat mandiri secara ekonomi.''

Lazis Ar-Rahman yang didirikan Maret 2010 dan berlokasi di Jalan Tebet Utara I No 40 Tebet Jakarta Selatan, jelas Deny, memiliki semangat untuk memberdayakan para santri.

Dana yang dihimpun, diberdayakan untuk menggali potensi sumber daya manusia. Salah satunya pengolahan sumber daya alam oleh santri Ar-Rahman Qur’anic College berupa ternak sapi dan beberapa macam ikan sebagai pemanfaatan SDA, yang terdapat di sekitar tempat mukim mereka. 

''Tujuannya tak hanya pemberdayaan alam yang ada, tapi juga pembekalan bagi para santri bagi masa depan mereka,'' kata Deny menjelaskan.

Di sela-sela waktu senggang, sambung Deny, para santri juga diberikan pembekalan untuk dapat mengelola peternakan yang diamanahkan umat melalui Lazis Ar-Rahman.

''Mereka dibagi ke dalam kelompok pengelolaan sapi dan pengelolaan ternak ikan. Sekitar 40 santri yang bertugas senang karena mereka mendapatkan tambahan ilmu untuk bekal kehidupan mereka pada masa yang akan datang,'' katanya.

Selain bekal ilmu tentang beternak, kata Deny, para santri juga mendapatkan pembekalan secara mental dan sosial keorganisasian.

Dengan beternak, mereka harus belajar bersabar dengan alam dan lingkungannya melalui pembagian tugas di antara teman santrinya sehingga dapat mengasah kepekaan sosial keorganisasian mereka dari hal yang paling sederhana.

Ke depan, imbuh Deny, santri juga dapat mengembangkan diri mereka dalam hal pemasaran sekaligus analisisnya. ''Santri tidak hanya pandai mengaji, tapi juga dapat menjadi figur pembangunan mental dan bisnis bagi keluarganya.''

Ia mencontohkan figur sahabat Abdurrahman bin Auf (RA) yang sewaktu rasul mengamanahkan untuk menangguhkan tonggak kemandirian ekonomi Islam demi kelangsungan umat di dunia dan keselamatan umat di akhirat nanti,'' kata Deny menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement