REPUBLIKA.CO.ID,-- Ada kebiasaan menarik yang dilakukan David Scherer dan teman-temannya di Bali. David yang sejak 20 tahun lalu memeluk Islam itu saban Jumat mengunjungi sejumlah masjid yang ada di Denpasar secara bergantian.
Tak hanya bersilaturahim dan melaksanakan shalat Jumat, bersama rekan-rekannya yang aktif di pengajian Ar-Rahman Quranic Learning (AQL) Center Bali, pria kelahiran 9 Februari 1972 ini membagikan nasi bungkus.
''Alhamdulillah, secara rutin saya dan kawan-kawan bersilaturahim ke masjid-masjid di Denpasar. Tak hanya itu, dalam setiap kali kunjungan, saya selalu membawa dan membagikan ratusan nasi bungkus buat jamaah shalat Jumat,” papar David penuh syukur.
Apa yang mendorong David dan teman-temannya di Denpasar penuh semangat berbagi usai shalat Jumat? Berdasarkan pengalamannya, kata dia, usai Jumatan banyak orang yang terburu-buru meninggalkan masjid untuk mendapatkan makan siang.
Alasannya, jam istirahat baik dari kantor swasta maupun negeri, tidak terlalu panjang. Akibatnya, banyak jamaah salat Jumat terburu-buru keluar masjid untuk makan siang dan tidak sempat lagi bersilaturahim sesama jamaah.
Dengan kegiatan itu, ia dan kawan-kawannya berusaha mengajak jamaah shalat Jumat untuk tetap di masjid usai shalat, bersilaturahim sekaligus makan siang.
Caranya? ''Nasinya saya bawa ke masjid. Akhirnya, mereka nggak usah buru-buru lagi meninggalkan masjid. Kita bisa silaturahim sambil menikmati makan siang,” ungkap ayah dari Adam Arthur Scherer dan Andrea Kirana Scherer bahagia.
Untuk bisa bersilaturahim ke 200 masjid yang ada di Denpasar, David membutuhkan waktu selama empat tahun. ''Itu pun dengan syarat setiap Jumat saya harus terus keliling. Sedangkan untuk bisa berkeliling ke seluruh masjid di Bali, saya membutuhkan waktu selama delapan tahun.”
David merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa bisa bersilaturahim sekaligus makan siang bersama jamaah shalat Jumat di berbagai masjid yang dikunjunginya.