REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Kota yang luasnya hanya 3,6 km persegi ini memiliki 16 masjid dan Islamic Center.
Jumlah Muslimin di Inggris terus meningkat tiap tahun. Pada 2008, terdapat 1,65 juta Muslim atau sekitar 2,7 persen dari total populasi negara monarki konstitusi tersebut. Dua tahun kemudian, jumlah Muslim di sana meningkat menjadi 2,8 juta dengan persentase 4,6 persen dari total penduduk.
Dari jumlah Muslimin tersebut, 40 persen di antaranya tinggal di London. Yang lainnya tinggal di kota-kota lain di seluruh penjuru negeri. Salah satunya Bristol, yang menjadi rumah nyaman bagi Muslimin Inggris.
Bristol berlokasi di Inggris Barat Daya. Tak sebanyak di London, Birmingham ataupun Manchester, jumlah Muslimin di Bristol tak lebih dari 10 persen total penduduk setempat. Sejauh ini, belum ada sensus khusus Muslimin di Bristol. Namun diperkirakan, jumlah Muslimin di wilayah Inggris Barat Daya hanya sekitar 0,5 persen dari total penduduk 4,9 juta jiwa.
Seperti halnya Muslim di wilayah Inggris lainnya, Muslim Bristol pun didominasi pendatang dari Asia Selatan, yakni Bangladesh, India, dan Pakistan. Wajah Islam di Bristol pun begitu berwarna. Terdapat banyak paham yang dianut warga Muslim Bristol, di antaranya, sufi, Islam tradisional, hingga salafi. Namun, mereka hidup berdampingan dan berkumpul dalam satu komunitas Muslim Bristol.
Meski jumlahnya masih sedikit, Muslimin Bristol sangat aktif berorganisasi ataupun bermasyarakat. Hal ini setidaknya terlihat dari banyaknya komunitas dan tempat mengkaji agama Islam yang mereka bentuk. Sungguh membanggakan, di kota yang luasnya hanya 3,6 kilometer persegi tersebut, terdapat 16 masjid dan Islamic Center. Setiap masjid dan pusat Islam tersebut memiliki aktivitas yang sangat beragam.
Beberapa masjid yang berdiri di kota ini adalah Masjid Jami Bristol, Masjid Jami Easton, Masjid Jami Shah Jalal, Masjid Fishpond, Masjid Central Bristol, Masjid As-Sunnah, Masjid Al-Duha, serta Masjid Al-Baseera. Meski tak besar dan sangat sederhana, masjid-masjid tersebut secara rutin menyelenggarakan shalat lima waktu termasuk shalat Jumat. Beberapa di antara masjid tersebut tampil lengkap dengan kubah dan menara. Sejumlah masjid bahkan dibuat pada bangunan bekas gereja.
Masjid Jami Bristol, misalnya, merupakan bekas gereja bernama St Katherine yang dialihfungsikan menjadi masjid pada 1968. Inilah masjid pertama yang berdiri di Bristol. Dengan beberapa renovasi yang dilakukan Asosiasi Muslim Bristol pada 1980, nyaris tak terlihat lagi sisa-sisa unsur gereja pada masjid tersebut.
Terdapat sebuah kubah dan menara pada bangunan masjid yang didominasi warna hijau dan putih. Berlokasi di area Totterdown, Bristol, masjid ini dapat menampung sekitar 840 jamaah dan merupakan masjid terbesar di Inggris Barat Daya. (bersambung)