REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak umat Islam di Indonesia untuk memetik nilai-nilai penting dari keteladanan akhlak Rasulullah yang luhur dan mulia.
''Saya ingin menggarisbawahi beberapa hal yang menurut saya sangat penting, antara lain tentang sifat kepemimpinan Nabi yang mengedepankan kepekaaan atas kesulitan rakyat atau sesama, sense of crisis, semangat untuk meraih kemajuan, sense of achievement, dan semangat kasih sayang kepada sesama,'' ujar Presiden sambutannya pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1434 H/2013 M di Jakarta, Jumat (25/1).
Menurut Presiden, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT di tengah tatanan masyarakat yang kering dari nilai-nilai luhur kebajikan dan kebaikan. Saat itu, kata SBY, hukum diterapkan secara tidak adil, dan tanpa nilai-nilai keadilan. Perselisihan diselesaikan melalui kekerasan yang penuh dengan kebencian. Kemakmuran berada dalam jurang ketimpangan. Kesejahteraan bertabur materialisme yang berkelebihan dan jauh dari kesalehan sosial.
''Dalam menghadapi tatanan masyarakat yang seperti itu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan nilai-nilai ketauhidan, baik sebagai prinsip maupun praktik nyata yang diwujudkan pada sikap, karakter, dan watak yang agung,'' ungkap SBY.
Rasulullah SAW, papar Presiden, memadukan nilai-nilai universal ajaran agama yang tertuang dalam Alquran dengan tindakan dan perilaku nyata di dalam berbagai aktivitas dakwah dan kemanusiaan. ''Di sinilah, keteladanan atas kesalehan individual tumbuh bersamaan dengan kesalehan sosial.''
Presiden menambahkan, sejarah mencatat bahwa Rasulullah SAW diutus untuk mengubah jalan sejarah umat manusia dari kegelapan menuju cahaya terang. Dalam waktu singkat, kata SBY, sebuah tatanan kehidupan baru yang berkeadaban dapat diwujudkan.
''Sebuah peradaban baru yang dibangun atas dasar nilai-nilai Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Nilai-nilai universal ajaran Islam, seperti toleransi, keadilan, dan kesalehan sosial terpatri dalam perilaku sehari-hari,'' ungkapnya.
Sejarah juga mencatat, kata SBY, peradaban baru itu telah mengubah arah pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah kehidupan yang berpijak pada prinsip keadilan sosial, musyawarah untuk mufakat, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, penegakan supremasi hukum, dan kebersamaan antar umat untuk menjaga harmoni antar sesama.
''Kita semua perlunya kita meneladani sikap, pemikiran dan perilaku Rasulullah SAW.''