REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampung Islam, Kepaon, Denpasar, Kamis (24/1) diramaikan dengan ribuan telur hias (malai telur) yang ditancapkan pada belasan bale suji atau pajegan. Tradisi tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun, dan terus dipertahankan oleh warga setempat.
Kampung Islam Kepaon merupakan sebuah dusun yang terletak di Denpasar selatan. Penduduknya berjumlah sekitar 700 KK atau sekitar 2.000 orang, terdiri dari sekitar 400 KK adalah penduduk asli berasal dari suku Bugis yang sudah ratusan tahun tinggal turun temurun di kampung itu. Selebihnya adalah warga pendatang, berasal dari Jawa, Madura dan Lombok.
Muslim Kepaon memiliki pertalian kekerabatan dengan Puri Pemecutan, yakni raja yang berkuasa di Badung saat itu. Bahkan warga asli Kepaon hingga kini selalu menjadi juru masak puri, bila keluarga raja memiliki hajatan yang mengundang ummat Islam, yang mana makanannya dimasak secara halal dengan bahan-bahan yang halal pula.
Malai telur yang kemarin disajikan dalam perayaan Maulid, merupakan sumbangan dari warga setempat. Dimana masyarakat secara sukarela membawa telur yang telah dihias ke masjid, lalu ditancapkan pada pajegan yang terbuat dari batang pisang dan sebagian disimpan dalam kotak tempat berdirinya pajegan.
Setiap KK membawa antara 10-20 butir telur hias dan jumlahnya kemarin mencapai 5.000-an telur pada 17 pajegan. Setiap pajegan berisi antara 300 butir telur hias.
Telur hias sebelum dibagikan, diarak keliling kampung, beriringan dengan mereka yang hendak dikhitan. Mereka yang hendak dikhitan ada yang diarak menunggang kuda dan dokar, yang menjadi transportasi lokal di Denpasar dan banyak dimiliki oleh warga Kepaon.(