Rabu 23 Jan 2013 11:47 WIB

Santri Hayatan Thayyibah Ikut Program Kizuna di Jepang

Salah seorang santri Hayatan Thayyibah peserta program Kizuna di Jepang
Foto: dok. Hayatan Thayyibah
Salah seorang santri Hayatan Thayyibah peserta program Kizuna di Jepang

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ahmad  Irsyad santri Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah asal Bandung yang kini duduk di kelas XI IPA SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah, tahun ini mendapat kesempatan istimewa, mengikuti Program Kizuna di Jepang.

Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari, 6 hingga 16 Januari 2013  dan dimotori Kementrian Pemuda dan Olahraga tersebut diikuti 96 pemuda dari seluruh Indonesia.

Keceriaan tampak di wajah seluruh peserta ketika mengikuti kegiatan Pre Departure di Kantor Kementrian Pemuda dan olahraga Senayan Jakarta Selatan.

Materi yang diberikan adalah tentang kegiatan yang akan dilakukan selama di jepang, tata krama masyarakat jepang dan tentu saja hubungan antara Indonesia dan jepang dalam menggalang hubungan internasional.

''Kizuna berarti mempererat pertalian. Kizuna  dimaksudkan untuk melihat dari dekat usaha-usaha yang dilakukan  Pemerintah Jepang dalam rangka memperbaiki dan membenahi negaranya pasca musibah tsunami,'' jelas Ahmad Dzaki Salim, Kepala SMA Pesantren Hayatan Thayyibah kepada Republika.co.id Rabu (23/1).

Selain itu,kata Dzaki, kegitan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang Jepang dalam menjalankan rekonstruksi pasca gempa bumi dan tsunami dan mempererat hubungan dengan masyarakat internasional dengan berbagi pengalaman dalam kegiatan rekonstruksi pasca gempa bumi dan tsunami.

Ia menuturkan, kegiatan yang diikuti para peserta selama berada di jepang antara lain: Ceramah tentang dampak gempa bumi di wilayah Jepang timur serta upaya rekonstruksi, Observasi di tempat gempa bumi dan tsunami maupun di daerah rekonstruksi, Bhakti sosial, Studi praktek di sektor pertanian maupun perikanan, Interaksi di sekolah serta city tour dengan mengunjungi obyek wisata setempat.

''Seluruh peserta dikumpulkan di kota Tokyo, lalu mereka dibawa ke beberapa wilayah yang menjadi objek kunjungan peserta Kizuna selama di jepang, yaitu Hokkaido, Aomori, Chiba, Tochigi, Saitama, Niigata dan Nagano,'' jelas Dzaki.

Seluruh peserta yang dibagi menjadi beberapa kelompok, sambung Dzaki, diajak melihat daerah-daerah yang pernah diterjang tsunami dan gempa bumi dengan mengunjungi beberapa sekolah dan beberapa rumah penduduk.

Di tempat yang dikunjungi, para peserta membaur dengan masyarakat setempat, melaksanakan kegiatan bersama-sama seperti membersihkan sekitar pantai, membersihkan puing-puing berskala kecil dari daerah pertanian, penanaman dan pemeliharaan tumbuhan.

Tak hanya itu, para peserta juga membuat jala ikan bersama para nelayan setempat dan menghibur para siswa yang ada di sekolah dengan melakukan games dan mengajarkan lagu-lagu daerah Indonesia.

“Saya sangat terkesan dengan kegiatan Kizuna ini,'' ungkap Ahmad Irsyad sumringah.

Banyak ilmu dan pengalaman yang ia dapat dalam waktu singkat selama 10 hari di Jepang. ''Kegigihan masyarakat jepang untuk bangkit setelah peristiwa gempa bumi dan tsunami, perlu ditiru negara-negara lain,'' kata Ahmad Irsyad.

Khususnya oleh Indonesia yang memiliki kontur wilayah yang sama dan sering juga terjadi gempa.''Saya jadi faham bagaimana cara melakukan evakuasi warga, melakukan pertolongan dan lain sebagainya, Saya berharap pengalaman ini bisa diketahui dan difahami pemuda Indonesia lainnya,” ujarnya menambahkan.

Ahmad Dzaki MA, Kepala SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Kota Sukabumi sangat bersyukur salah satu santrinya bisa mengikuti Program Kizuna.

“Melihat program dan kegiatan yang dilaksanakan, saya optimistis para peserta khususnya santri saya Ahmad Irsyad akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang banyak,'' ujar Dzaki.

Menurut dia, Kizuna adalah kegiatan yang sangat cocok untuk memberikan edukasi kepada seluruh pemuda tentang gempa bumi dan tsunami. ''Apa yang sudah dilakukan Jepang patut kita contoh. Kita ambil yang baik dan praktekkan di negara kita Indonesia,” ujarnya menyarankan.

Dzaki berharap program Kizuna di Jepang yang dimotori Kementrian Pemuda dan Olahraga, terus dilanjutkan. ''Banyak santri kami yang ingin mendapatkan kesempatan mengikuti Program Kizuna,'' ujarnya penuh harap.

n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement