Senin 21 Jan 2013 14:29 WIB

AFKN Sebar Bidan Dai-Daiyah ke Pedalaman Nuu Waar

Wisuda santri AFKN di Ciawi Bogor,akhir tahun lalu.
Wisuda santri AFKN di Ciawi Bogor,akhir tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Al Faatih Kaaffah Nusantara (AFKN),  akan menyebarkan para bidan dan perawat dai dan da'iyah ke pedalaman Nuu Waar (Papua).

Penyebaran para bidan dan perawat yang belum lama ini diwisuda dari sebuah perguruan tinggi di Medan Sumatera Utara tersebut, kata Ustadz Fadzlan Gharamatan, ketua umum AFKN, sebagai upaya pendekatan kepada masyarakat Nuu Waar di pedalaman.

''AFKN melaksanakan pendekatan kepada masyarakat di kampung-kampung se-Nuu Waar dengan penyebaran para bidan dan perawat serta alumni AFKN,'' kata Ustadz Fadzlan Gharamatan kepada //Republika.yahoo.co.id// Senin (21/1).

Para bidan dan perawat tersebut, jelas Ustadz Fadzlan, selain bertugas memberikan penyuluhan tentang kesehatan, mereka juga akan mengingatkan umat Muslim di pedalaman Nuu Waar akan pentingnya shalat.

''Shalat adalah peluang kesempatan terbaik untuk bersyukur kepada Allah SWT,'' jelas Ustadz Fadzlan Gharamatan.

Dalam kaitan tersebut, jelas peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika ini, di Bintuni akan dilaksanakan Penataran Guru untuk memberi energi kompetensi padagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.

Dengan demikian, sambung Ustadz Fadzlan, kualitas mengajar dan pendidikan para guru memiliki karakter Islam dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Tak hanya penataran guru, juga akan digelar Tabligh Akbar di Fakfak, Kaimana, Bintuni, Sorong Selatan, Raja Ampat, Asmat, Merauke,  Manokwari dan Sorong.

''Di Fakfak, AFKN akan menghadirkan empat qori nasional seperti Ustadz Muhammad Ali, Sarumpaet, Sengkang, dan Khaliq Hasibuan.''

Sedangkan di Kaimana, akan dilakukan pengobatan Thibbun Nabawi (pengobatan cara Nabi Muhammad saw) bagi masyarakat sehingga dapat mengerti makna uswatun hasanah Rasulullah saw dalam pembangunan peradaban,'' jelasnya.

Ustadz Fadzlan menyebutkan, Nabi Muhammad saw adalah pemikir dan pembaharu hak asasi manusia (HAM) yang benar-benar mendapatkan hak asasi manusianya.

Ia menjelaskan, Bilal hadir karena Rasulullah saw memberi asasinya menjadi hamba sekaligus khalifah fil ardhi. Maka, masyarakat Nuu Waar (Papua) tetap dalam bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), karena Indonesia memberi warna asasi dari Rasul Muhammad saw.''

Hitam dan keriting, kata Ustadz Fadzlan, bukan menjadi ukuran. Tapi, yang penting innaa akramakaum indallahi atqaakum (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling takwa).

''Sehingga dakwah teladan Rasul Muhammad saw menjadi kelas kehidupan dan peradaban yang lebih baik dan tangguh,'' ujar Ustadz Fadzlan menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement