Kamis 17 Jan 2013 18:14 WIB

Satu Lapas Cianjur Terapkan Pendidikan Ponpes

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sejumlah narapidana di Lapas (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah narapidana di Lapas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Program pesantren yang diterapkan di sebuah lembaga pemasyarakatan (lapas) di Cianjur, Jawa Barat mendapat apresiasi. Pasalnya, menurut Menteri Agama, Suryadharma aLi, sebagian besar lapas saat ini lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan kejahatan.

Menurut Suryadharma, anggapan lapas sebagai tempat pendidikan kejahatan tidak sepenuhnya keliru. Sebab, banyak kasus napi yang justru meningkat kejahatannya usai keluar dari lapas.

Bila semua pencuri sepeda, kata dia, saat sudah keluar justru mencuri mobil. Sistem inilah, ujarnya,  yang harus diperbaiki dari sistem pendidikan di Lapas. Salah satunya, adalah menerapkan pendidikan pesantren di lapas.

Lapas di Kabupaten Cianjur menerapkan program pesantren di dalamnya. Program dan kegiatan pesantren dilakukan di masjid At Taubah yang juga berada di dalam kompleks lapas.

 Sebanyak 857 penghuni lapas mendapat pembelajaran ala pesantren di dalam lapas. Mulai dari baca tulis Al Qur'an, hafalan hingga belajar kitab kuning.

Suryadharma Ali menilai program pesantren yang diterapkan di Lapas Cianjur ini dapat menjadi teladan bagi lapas-lapas lain di Indonesia. Pasalnya, dengan program ini, harapan perbaikan bagi nara pidana (napi) dapat dimaksimalkan.

Program pesantren ini akan benar-benar memerbaiki perilaku napi agar siap kembali ke masyarakat. "Lembaga pemasyarakatan seharusnya memang menjadi lembaga yang dapat memersiapkan penghuninya kembali ke masyarakat," kata Suryadharma Ali di Lapas Cianjur, Jawa Barat, Kamis (17/1).

Menag mengatakan, capaian yang diperoleh lapas Cianjur akan disampaikan pada Menteri Hukum dan HAM. Agar lapas Cianjur dapat dijadikan lapas percontohan di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement