REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Damanhuri Zuhri
Sayangnya, kata Muchlis yang saat ini tengah berada di Nusa Tenggara Barat mengikuti acara Pelatihan Para Dai yang digelar Pusat Studi Al Quran (PSQ), sifat serakah yang merasuk dalam diri manusia membuat mereka memanfaatkannya secara berlebihan dan mengeksploitasinya tanpa batas.
Akibatnya, ungkap Muchlis terjadi ketidakseimbangan yang berakibat pada terganggunya ekosistem. Kerusakan bertebaran dan akhirnya yang menanggung akibatnya juga manusia.
Padahal, kata Muchlis, Islam telah mengajarkan sikap moderat. Dalam membelanjakan harta tidak boleh berlebihan dan tidak pula terlalu pelit. Begitu pula, dalam memanfaatkan kekayaan alam. Harus ada keseimbangan yang ditekankan dalam pola konsumsi dan pemanfaatan kekayaan alam.
Pandangan sama dijelaskan Ustadz Yusuf Mansur, Pimpinan Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA) Daarul Quran, Ketapang, Tangerang, Banten. Ustadz Yusuf Mansur menyatakan, Alquran sebagai kitab wahyu yang sangat lengkap, bertutur tentang lingkungan dan kewajiban menjaga, merawat, dan memanfaatkan alam.
Tentu dengan cara yang aman, manfaat, dan berkah. Langkah semacam ini, kata dai muda yang banyak mengangkat tema sedekah, merupakan wujud syukur atas anugerah alam.
Dalam Alquran, kata penemu metode menghafal Al Quran One Day One Ayat ini, langkah perbaikan ini disebut dengan istilah al islah, sebagai bagian dari tugas manusia yang ditunjuk oleh Allah SWT menjadi khalifah di muka bumi. Menurut Ustadz Yusuf Mansur, semuat umat manusia terlebih-lebih umat Muslim berkomitmen melestarikan lingkungan hidup ini.
Dunia Islam, kata Ustadz Yusuf Mansur, baik karena dorongan keagamaan sebagai misi Islam maupun dorongan peradaban, ikut dalam gerakan melestarikan lingkungan hidup.