Senin 14 Jan 2013 06:19 WIB

Abu al-Fida: Sejarawan Muslim dari Dinasti Mamluk (2)

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Heri Ruslan
Abu al-Fida diabadikan namanya di kawah bulan
Foto: gophoto.it
Abu al-Fida diabadikan namanya di kawah bulan

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1309, Abu al-Fida berjuang di Armenia melawan pasukan aliansi Mongol-Armenia,   tak  lama setelah  kembali dari perjalanan ziarah ke Makkah. Lalu pada 1316,  dia berada di Kairo Mamluk dan ditunjuk sebagai letnan untuk Sultan.

Dua tahun kemudian, dia diangkat menjadi Pangeran Hama, dengan demikian dia telah berjuang memulihkan kebesaran nama nenek moyangnya.

Abu al-Fida juga meriwayatkan kembali kota para leluhurnya supaya dikenang kebesarannya sepanjang masa. Ia kemudian kembali lagi ke Makkah pada 1321, lalu dia pergi melakukan kampanye militer sekali lagi untuk berperang di wilayah Asia Kecil. Saat berada di tengah-tengah ekspedisi militer ini, Abu al-Fida menggunakan sedikit waktunya yang tersisa untuk menulis.

Pada 1323, dia kembali ke Hama dan menulis karya geografi. Dia juga banyak menggunakan waktunya untuk berdiskusi dan belajar, bahkan dia juga sempat melakukan perdagangan. Abu al-Fida hidup dengan luar biasa. Seluruh hidupnya dari masa kanak-kanak hanyalah serangkaian kampanye militer, selain itu dia naik haji ke tanah suci Makkah, sebanyak tiga kali.

Pada saat menjadi Pangeran Hama, Abu al-Fida mencurahkan waktunya untuk mananam modal, memberikan perlindungan kepada para pelajar, serta menulis. Sebagai seorang pangeran, Abu al-Wafa mendapat gelar Malik Us Salhn dan pada tahun 1320 dia menerima kenaikan pangkat dan diangkat menjadi  Sultan bergelar Malik ul-Mu'ayyad.

Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya,  Abu al-Fida memerintah dalam suasana yang penuh ketenangan dan keindahan. Dia mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah dan membuat berbagai macam karya yang membuatnya menjadi masyhur. Dia juga tipe orang yang suka sekali berkirim surat.

Sehingga banyak sekali surat yang datang untuknya. Abu al-Fida  meninggal pada puncak kemuliaan dan kekuasaannya di Hama pada 1331. Meskipun Abu al-Fida sangat tertarik dengan ilmu sejarah dan geografi, dia juga aktif mempelajari dengan baik berbagai bidang ilmu lainnya seperti botani dan Materia Mediaca.

Dia juga menulis sebuah karya dalam banyak volume tentang obat-obatan yang berjudul Kunash, dan dia juga membuat sebuah buku tentang keseimbangan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement