REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Dr Ifan Haryanto mengemukakan "Mapag Mulud", sebuah aktivitas napak tilas menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW harus dilestarikan untuk membumikan ajaran Islam
"Kegiatan seperti itu membuat Islam lebih kaya budaya dan bisa hidup berdampingan dengan aneka budaya lokal Nusantara," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Ifan Haryanto, mantan Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Inggris Raya itu, hadir pada "Mapag Mulud" pertama yang digagas umat Islam Bogor lintas elemen pada Sabtu (12/1) malam.
Alasan lain mengapa kegiatan seperti "Mapag Mulud" itu mesti dilestarikan, kata dia, karena juga sebagai bentuk syiar ajaran Islam di tengah masyarakat.
"Karena alasan inilah, Islam dapat bertahan di Indonesia lebih dari tujuh abad," kata alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), yang menyelesaikan doktor di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor KH Dudi Zuhdi Mas'ud menambahkan, pihaknya sangat bersyukur dengan penyelenggaraan "Mapag Mulud" tersebut.
Kendati baru pertama digagas, kata dia, namun dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan sambutan hangat dari masayarakat luas.
"Kegiatan ini sebagai cermin bahwa ajaran Islam semakin membumi di tengah kehidupan warga Kota Bogor. Islam dapat menyatu dan berdampingan dengan budaya lokal manapun, termasuk dengan budaya Sunda," katanya.
Ia menegaskan, pada penyelenggaraan "Mapag Mulud" tahun-tahun mendatang, NU akan terlibat lebih intensif dengan mengoptimalkan berbagai potensi yang ada, untuk menghelat kegiatan yang lebih besar lagi dengan melibatkan semua lapisan masyarakat.
"Gerakan Mahabbaturrasul" itu, katanya, terbuka bagi siapapun yang mencintai Rasululullah Muhammad SAW dan memiliki niat tulus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan bermasyarakat, untuk menebar rahmat, menyebarkan kasih sayang dan menyemai "ukhuwwah" dan kedamaian bagi semua.
Sementara itu, Habib Gina selaku pembina kegiatan "Mapag Mulud" mengatakan, upacara kultural dalam menyambut kedatangan bulan Maulid Nabi tersebut akan dijadikan sebagai agenda tahunan.
"Ini kegiatan dadakan dan spontan. Namun Alhamdulillah, respons masyarakat luar biasa. Tahun depan kami akan selenggarakan lagi secara lebih matang, lebih besar dan menggema," katanya.
Humas Panitia, Ustad Turmudi Hudri menjelaskan, kegiatan itu diselenggarakan bersama oleh berbagai unsur, mulai dari pondok pesantren, organisasi massa Islam, dewan kesejahteraan masjid dan lainnya.
Kegiatan yang disebut "Gerakan Mahabbaturrosul" Kota Bogor itu diprakarsai bersama oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bogor, Majelis Talim Al Mahabbah, Yayasan Isalmic Center Al-Ghazaly, Pesantren Nurul Fatah Empang, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU-IPB), Putra Jagat Pasundan, dan DKM At-Thohiriyyah Empang.
"Mapag Mulud" itu diawali dari Lapangan Sempur pada pukul 19.00 WIB, di mana ratusan peserta yang berasal dari berbagai pesantren, DKM dan ormas Islam tersebut mulai berkumpul.
Sambil mengumandangkan shalawat Nabi Muhammad SAW para peserta berjalan kaki secara perlahan dengan menyisiri rute Jalan Jalak Harupat, Jalan Juanda, Jalan Tanjakan Empang, dan berakhir di Masjid At-Thohiriyyah Empang.
Bahkan, sebanyak 100 "Biker" dari Maung Bogor Riders Team (Mabort) menyatu dengan ratusan jamaah yang umumnya menggunakan sarung, berbaju koko dan berpeci. Rombongan "Biker" berada di garis terdepan arak-arakan "Mapag Mulud".
Arak-arakan "Biker" itu dipandu sebuah Moge Harley Davidson yang dilengkapi dengan musik shalawat, yang dikemudikan Bambang Mabort dengan membonceng Habib Hasan bin Abdul Qadir Al-Attas Empang.
Tidak ketinggalan mobil dan motor Patwal Polresta Bogor juga ambil bagian memimpin dan mengamankan jalannya kegiatan tersebut.
"Ini merupakan kegiatan perdana di Indonesia dalam menyambut kedatangan bulan Maulid Nabi yang dilakukan dengan cara 'mapag' atau berjalan kaki di jalan protokol pusat kota sambil membawa obor dan bersahlawat," kata Ustad Turmudi Hudri.